Foto poster produk KPU ini langsung dengan tegas ”menggayang” berita-berita bohong Pemilu.(Foto:SN/dok-kpu-aed)
SAMIN-NEWS.COM – BELUM genap sepekan mengawali Tahun 2019 sebuah serangan ”demit-demit” Pemilu gencar menohok ke sasaran, KPU. Karena itu, serangan balasan oleh bangsa manusia yang masih waras untuk menegakkan konstitusi dalam berbangsa dan bernegara di republik ini harus terus menerus dilakukan.
Itulah satu-satunya jawaban, dan bila perlu upaya mengganyang para ”demit” Pemilu ini sah-sah saja jika bangsa ”demit” ini merasa tak bisa dijangkau dan kebal hukum. Akan tetapi, upaya menangkal ulah para ”demit” Pemilu tersebut, begitu menyebarkan berita bohong tentang Pemilu seluruh bangsa manusia yang masih waras adalah segera menutup jaringan penyebarannya.
Hal itu sudah dilakukan KPU ketika muncul berita bohong Pemilu, ”7 Kontainer Surat Suara Pilpres Sudah Dicoblos,” Rabu (2/1) lalu. Bahkan seluruh jajaran internal KPU di Pati, mulai dari tingkat Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) sampai tingkat Panitia Pemilihan Desa (PPD) langsung tanggap dengan menyebarkan poster melalui jaringan media sosial (medsos).
Sebab, berita bohong yang dalam kesempatan seperti sekarang sengaja dibentuk oleh kelompok tertentu, dan sudah pasti disertai penyediaan imbalan material tersebut modelnya tak jauh berbeda dengan Pilpres 2014. Akan tetapi waktu itu para ”demit” menyerang secara pribadi calon lawan dengan menerbitkan koran ”Obor.”
Untuk Pilpres 2019 ini model serangan tetap sama dengan menyebarkan berita bohong Pemilu yang sasarannya ganti ke lembaga penyelenggaranya, yaitu KPU. Karena ”Samin News” (SN) dengan tegas menyatakan sikapnya, siap untuk menggempur berita-berita bohong Pemilu yang disebarkan para ”demit” Pemilu.
Dasar pemikirannya sederhana, bahwa keberlangsungan dalam berbangsa dan berbegara ini diatur dalam sebuah konstitusi yang harus melalui proses. Yakni, pemilihan umum (Pemilu) untuk memilih dan menetapkan personel penyelenggaranya, baik di jajaran eksekutif maupun legislatif, karena kita sudah menentukan pilihan sebagai negara demokrasi.
Akan tetapi oleh para ”demit” Pemilu yang hanya mengutamakan kepentingan kelompoknya, dan sudah pasti tak ketinggalan kepentingan individunya masih usil untuk merusak dan mencedarainya. Bicara tentang kepentingan individu mereka, pasti ada pihak tertentu yang membiayainya sehingga ”demit-demit” Pemilu pada awalnya juga bangsa manusia pintar.
Karena keblinger tawaran materi dan janji-janji kepentingan, akhirnya membuat mereka bodoh sehingga berubah menjadi ”demit-demit” dan sebangsa siluman lainnya. Hanya karena imbalan uang, bangsa manusia yang semula orang pintar itu pun menjadi bodoh, karena salah dalam memanfaatkan kepintarannya memilih sebagai agen berita bohong.
Benar-benar sebuah kenistaan yang sia-sia, karena KPU segara menyebarkan jawaban faktual bahwa untuk pencetakan surat suara Pemilu, khususnya Pilpres untuk desainnya saja belum selesai. Hari ini (4/1) 2019 mulai dilakukan validasi surat suara, dan sesuai jadwal pencetakan surat suara tersebut tanggal 16 Januari 2019.
Mengingat manusia-manusia pintar yang akhirnya menjadi bodoh dan berperilaku sebagai bangsa ”demit” tersebut, maka menyebarkan berita bohong ”7 Kontainer Surat Suara Pilpres Sudah Dicoblos” adalah bentuk lain dari para maniak penyebar kebohongan yang harus dikikis habis dari muka bumi di republik ini. Karena itu masyarakat hendaknya jangan mudah dibodohi dan dibohongi para bangsa ”demit” demit ini.(Ki Samin)