Lomba Mewarnai dan Melukis di Klenteng Hok Tik Bio

Poster ajakan kepada anak-anak usia Taman Kanak-kanak (TK) dan SD untuk mengikuti lomba mewarnai dan melukis pagi hari ini, Minggu (30/12) di Klenteng Hok Tik Bio Pati.(Foto:SN/dok-gusdurian-aed)


SAMIN-NEWS.COM  PATI – Kepedulian dengan memacu kreativitas anak tingkat usia TK dan SD secara rutin dilakukan Kelompok Gusdurian Pati dalam mewarnai dan menggambar. Momentum waktu yang dipilih pun dalam rangkaian memperingati hari raya keagamaan dengan mengambil tempat di Klenteng Hok Tik Bio.
Hal itu untuk membuka kesadaran bahwa bangunan klenteng adalah bukan tempat ibadah agama tertentu, melain sebagai bangunan budaya yang diwariskan leluhur suku bangsa Tionghoa yang menjadi salah satu suku bangsa di republik ini. Sehingga salah satu manfaat bangunan tersebut bisa dimanfaatkan untuk tempat berkumpulnya umat dari lintasagama apa pun.
Dengan demikian, kata Kiai Happy Irianto dari Kelompok Gusdurian Pati, pihaknya bersamaa Koordiantor Gusdurian setempat, Eddy Siswanto untuk meneladani ajaran-ajaran Gus Dur apa itu perbedaan tentang suku bangsa, ras, dan keyakinan masing-masing individu setiap umat. Kepada anak-anak hal itu harus ditanamkan sejak usia dini, karena kita ini sebagai bangsa yang sudah ditakdirkan dalam kemajemukan.
Salah satu media yang mudah dipahami oleh anak-anak, satu di antaranya adalah melalui penyelenggaraan lomba mewarnai dan menggambar tingkat usia TK dan SD. ”Kami juga sudah pernah menyelenggarakan lomba menghafal teks Pancasila dan juga mewarnai gambar lambang negara,”ujarnya.
Sedangkan lomba pagi hari ini yang akan dimulai satu jam lagi, atau pada pukul 09.00 WIB, katanya lagi, tidak kurang dari 200 anak TK dan SD ikut ambil bagian. Jika jumlah peserta lomba kali ini tidak maksimal, karena waktunya bersamaan libur sekolah, sehingga soal jumlah peserta tidak masalah.
Penyelenggaraan lomba kali ini juga sebagai rangkaian perayaan Natal Tahun 2018 bagi umat Kristiani dan juga menyongsong Tahun Baru 2019. Selain itu juga sekaligus memperingati Haul Ke-9 Gus Dur, dn dalam kesempatan ini pada siang harinya akan dilanjutkan dengan pembagian bingkisan kepada umat Kristiani yang kurang mampu.
Dalam kesempatan sama, di halaman klenteng pun berlangsung panggung terbuka untuk menggelar paduan suara oleh ibu-ibu dari beberapa gereja di Pati. Sehingga warna kebersamaan dalam momentum perayaan Natal dan Haul Gus Durian akan berlangsung dalam keselarasan keteladanan seorang Gus Dur.
Sebab, dalam perbedaan apa pun oleh antarindividu itu selalu menuntut yang namanya tolerensi, dan hal itu bisa diwujudkan jika kita juga benar-benar memahami apa yang namanya perbedaan itu sendiri. ”Dari contoh kecil, perbedaan pada bagian tubuh kita yang mempunyai lima jari masing-masing pada bagian tangan dan kaki, seharusnya sudah mengajarkan kita bahwa dalam kehidupan ini perbedaan adalah mutlak adanya,”tandas Kiai Happy Irianto.(sn)
Previous post Melihat dari Dekat Seni Panggung Pertunjukan Ketoprak
Next post Selesai Lomba Makan Bersama-sama

Tinggalkan Balasan

Social profiles