Sejumlah personel dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pati saat mengangkut dan menebar ribuan ekor benih ikan jenis nilai di lingkungan Kampus Kehidupan Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) sampah Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Pati.(Foto:SN/dok-aed)
SAMIN-NEWS.COM PATI – Kepedulian dan respons diberikan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) terhadap gagasan-gagasan kecil oleh Forum Wartawan Pati (FWP), di antaranya selain Gerakan Orag Tua Asuh Pohon (GOTAP), adalah upaya memelihara ikan di empang. Khusus yang disebut terakhir dengan memanfaatkan lahan bekas timbunan sampah yang berbatasan dengan lahan milik warga, di lingkungan Kampus Kehidupan TPA Sukoharjo, Margorejo.
Awal berlangsungnya kegiatan FWP di kawasan lokasi itu sekitar satu tahun lalu, FWP juga pernah mendapat dukungan untuk memelihara ikan jenis yang sama. Akan tetapi, fasilitas yang dimanfaatkan adalah tempat Insatalasi Pengolaan Air Limbah (IPAL) TPA, swehingga begitu terjadi luapan air hujan dari bak satu masuk ke bak pengolahan, ribuan benih ikan yang ditebar di bak IPAL pun semua mati.
Dengan demikian, kepercayaan yang diberikan DKP untuik kali kedua ini, kata Ketua GOTAP, Wicaksono Adiprabowo Yekti, adalah sebagai jawaban atas kegagalan awal dalam kegiatan yang sama. Karena itu, untuk kali ini prinsipnya harus berhasil meskipun lokasi yang digunakan juga lahan bekas timbunan sampah TPA.
Akan tetapi, pembuatan empangnya tak berbeda jauh dengan apa yang dilakukan oleh warga dalam upaya memanfaatkan lahan tidak produktif. ”Ternyata, upaya memelihara ikan di empang sederhana ini juga menarik perhatian pengunjung TPA, utamanya anak-anak ketika masuk dan melihat lokasi yang saat ini menjadi pusat penanaman GOTAP,”ujarnya.
Ikan jenis nila hitam dan merah yang opernah ditebar di bak IPAL Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) sampah Sukoharjo, Kecamatan Margrejo, Pati, November Tahun 2017, semua mati.(Foto:SN/dok-aed)
Seagaimana kemarin sore, madih kata Wicaksono Adiprabowo Yekti yang juga Wakil Ketua FWP, terdapat sejumlah anak-anak yang tengah bermain di dalam lingkungan pusat penanaman GOTAP. Mereka mengira, bahwa lokasi tersebut merupakan tempat untuk kegiatan ”aoutbon” karena berupa perbukitan kecil yang mulai rimbun dengan tanaman semusim, khususnya sayuran.
Dengan jalan setapak pada bukit-bukit kecil itu oleh meraka dimanfaatkan untuk berlari keliling hingga beberapa kali. ”Ternyata mereka anak-anak dari Jakarta yang diubawa keluarganya berlibur di Pati, dan diajak betrmain ke TPA merasa betah, meskpun saat berlari ada yang sampai beberapa kali jautuh,”imbuh dia.
Terpusah Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pati, Edi Martanto juga tertarik dari gagasan awal, karena yang dikelola FWP adalah lahan bekas lokasi pembuangan sampah. Sehingga hal itu sebagai pendukung apa yang sudah dikelola oleh pihak penanggung jawab TPS yang sudah dikenal banyak daerah lain yang berupaya untuk memiliki TPA seperti di Pati.
Bajkan, tambahnya, dia juga tengah menggagas kegiataan bersama personel jajarannya di tempat ini, seperti senam maupun olhraga lainnya, jalan santai keliling TPA. ”Selesai itu diikuti sarapan pagi bersama yang juga dimasak di tempat tersebut dengan bahan-bahan yang ada seperti bunga pepaya, pare belut, dan hijau-hijauan yang lain.”(sn)