Kepala DKP Cek Kesiapan Empang Kampus Kehidupan

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pati, Edi Martanto, cek lokasi dan kesiapan empang untuk memelihara ikan di lokasi Kampus Kehidupan kawasan lingkungan Tempat Pem[prosesan Akhir (TPA) sampah Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Pati.(Foto:SN/aed)


SAMIN-NEWS.COM  PATI – Di tengah-tengah kesibukannya menjelang akhir Tahun Anggaran (TA) 2018, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pati,  Edi Martanto, Kamis (13/12) hari ini menyempatkan berkunjung ke Kampuis Kehidupan. Lokasinya di kawasan lingkungan Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) sampah Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Pati.
Hal tersebut berkait dengan persiapan pembuatan empang untuk memelihara ikan dengan memanfaatkan bekas tempat pembuangan sampah, dan masuk katagori zona nonaktif. Di lokasi tersebut oleh Forum Wartawan Pati (FWP) kemudian ditata sedemikian rupa, sehingga bisa dimanfaatkan untuk empang-empang berukuran kecil.
Melalui uoaya tersebut, kata Kepala DKP setempat, Edi Martanto, pihaknya sangat mengapresiasi dan mendukung upaya itu. Dilengkapinya lingkungan yang menjadi pusat Gerakan Orang Tua Asuh Pohon (GOTAP) Tahun 2018 dengan empang, minimal hal itu menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung TPA.
Apalagi, saat ini pihaknya tengah mengembangkan budidaya ikan jenis nila salin yang kini sudah berkembang dan menarik minat para petani tambak. ”Hal itu sebagai alternatif upaya penyediaan konsumsi ikan yang tidak hanya melalu dari hasil tangkap di laut, tapi bisa dihasilkan pula dari budidaya di tambak-tambak,”ujarnya.
Di sisi lain, katanya lagi, jika selama ini para petani tambak dalam upauya budidaya hanya terpancang pada jenis ikan bandeng dan udang, sekarang mulai tertarik memelihara ikan jenis nila salin. Dari demplot tambak milik dinas yang ada di Desa Dororejo, Kecamatan Tayu, sekarang sudah mulai dikembangkan para petani tambak di desa lain, di sekitarnya.
Ternyata hasil produksinya juga cukup menggembirakan, karena satu petak tambak ukuran 1,5 hektar mempu menghasilkan nila salin sebanyak 5 ton. Padahal, jenis ikan tersebut jika dikembangkan lagi atau dilakukan pembesaran, satu ekor bisa berkembang lebih besar sampai ukuran dua telapak tangan orang dewasa, sehingga per ekor bisa mempunyai bobot cukup siginifikan.
Terlepas dari hal tersebut, kini pihaknya tengah merumuskan untuk menciptakan budidaya ikan di tambak maupun empang dengan nila salin, agar ke depan Pati menjadi pusat budidaya jenis ikan tersebut. Sehingga bagi warga yang berminat, kendati tidak mempunyai lahan tambak bisa melakukan budidaya ikan jenis itu di empang-empang.
Dengan pola itu, jika mempunyai halaman atau lahan terbatas yang tidak produktif bisa dimanfaatkan untuk budidaya ikan jenis tersebut. ”Karena itu, kami sangat tertarik dan mendukung uoaya teman-teman FWP, sehingga kami siapkan bantuan benihnya karena bagi yang ingin melihat langsung tidak perlu jauh-jauh ke lokasi tambak, tapi cukup ke TPA,”imbuh Edi Martanto.(sn)
Previous post MODUS OPERANDI SEMUA LINI DIAWASI ATURAN.
Next post RUMAH HUKUM WONG PATI

Tinggalkan Balasan

Social profiles