Anggota Komisi D Endah Sri Wahyuningati; Pati Butuh Gerakan Memilah Sampah Mulai dari RumahTangga

Anggota Komisi D DPRD Pati, Endah Sri Wahyuningati.(Foto:SN/adv-aed)


SAMIN-NEWS.COM  PATI – Sampah akan menimbulkan permasalahan sosial yang sulit terurai jika perilaku masyarakat masih senang membuangnya secara sembarangan, baik di pinggir jalan, di dalam alur kali dan saluran. Karena itu, di Pati ini membutuhkan munculnya Gerakan Sadar Memilah Sampah Sejak dari Rumah Tangga, sebelum dibuang secara sembarangan.
Dengan demikian, pihak yang berkompeten harus segera mempersiapkan upaya terobosoan untuk memulai hal itu dengan melibatkan semua jajaran perangkat desa. Hal sama harus diberlakukan di pasar-pasar dengan di bawah pengawasan langsung kepala pasar, agar sampah yang dibuang lebih-lebih secara sembarangan tidak bercampur aduk menjadi satu.
Maksudnya, kata salah seorang anggota Komisi D DPRD Pati, Endah Sri Wahyuningati, ketika diminta tanggapan berkait masih banyaknya warga yang membuang sampah seara sembarangan. Ini adalah gerakan dan tanggung jawab bersama, agar permasakahan sampah ini upaya penanganannya berkepanjangan.
Maksudnya, sampah=sampah yang dibuang di pinggir jalan tersebut biasanya dikemas daam kantong plastik, tapi isi di dalamya masih bercampur aduk. ”Lebih-lebih untuk sampah rumah tangga, biasanya langsung dijadikan satu dengan sampah produk dari dapur, padahal jika dipilah terlebih dahulu sebelum dibuang secara sembarangan sampah itu ada yang mempunyai nilai ekonomi,”ujarnya.
Buangan sampah rumah tangga di pinggir jalan raya yang campur aduk antara plastik dan sampah dapur.(Foto:SN/adv-aed)

Misalnya, masih kata dia, sampah jenis plastik dari sisa-sia pembungkus yang tudak terpakai, bototol-botol air mineral itu masih bisa dijual. Untuk sampah jenis lain, utamanya kardus bekas kemasan air mineral maupun makanan, biasanya sudah dipilah tersendiri karena masih bisa disetorkan ke bank-bank sampah yang sudah mulai banyak bermunculan di Pati.
Jika sampah jenis plastik yang tidak diperlukan ketimbang bercampur dengan sampah dapur lebih baik dikemas tersendir, sehingga biar diambil atau diserahkan kepada pemulung, atau bahkan ke pihak yang kini tenga melakukan eksperimen pembuatan paving block dari bahan sampah plastik. Hal itu dilakukan dengan sistem pembakaran, sehingga asapnya pun masih menimbulkan polusi udara.
Karena itu pihaknya pun mendorong, agar ekspirimen yang dilakukan warga di Kecamatan Margoyoso bisa lebih ditingkatkan lagi, utamanya dari asap sisa pembakaran plastik yang meleleh dan mencair tersebut.Jika hasil eksperimen itu sudah maksimal, maka bahan baku plastik yang dibutuhkan tentu lebih banyak.
Untuk menjaga kelangsungan produk eksperimen tersebut, tentu membutuhkan bahan baku plastik cukup banyak, sehingga perlu didukung dengan gerakan memilah sampah produk rumah tangga itu sejak awal. ”Dengan demikian, jika sampah plastik ini tidak dimanfaatkan sendiri oleh pwmbuangnya biar dikelola enjadi kegiatan para pemulung, kemudian ditampung oleh pihak yang melakukan eksperimen tersebut,”imbuh Endah Sri Wahyuningati.(sn/adv)

Previous post DLH Kabupaten Tegal Dua Hari Belajar Upaya Memperoleh Adipura di Pati
Next post Anggota Komisi B DPRD Pati; HM Sukarno; Meningkatkan Produksi Pangan Masih Belum Ada Jaminan Pasar

Tinggalkan Balasan

Social profiles