Beberapa Jenis Sayuran Harganya Naik Cukup Signifikan

Penjual sayur-mayur di Pasar Sleko Pati masih melayani pembeli saat Lebaran.(Foto:SN/aed)
SAMIN-NEWS.COM  PATI-Kenaikan harga cukup signifikan yang dipastikan tidak terpantau sejak H-5 Lebaran, atau saat mulai berlangsungnya cuti bersama dan libur Lebaran hingga sekarang, adalah sayur-mayur. Hal itu juga terjadi pada cabai rawit atau juga disebut cabai jemprit yang per kilogram mencapai Rp 40.000.
Dengan demikian, secara diam-diam penjual barang kebutuhan dapur  sehari-hari di pasar daerah, di Kabupaten Pati melakukan hal sama. Sebab, pusat beredarnya barang kebutuhan itu selama ini terpusat di Pasar Puri yang buka malam hingga sore hari, dan para pedagang lain membelinya dari pasar tersebut.
Menurut beberapa pembeli barang kebutuhan itu, baik pemilik warung makan, penjual bakso, dan mie ayam, serta penjual goreng-gorengan, besar kemungkinan kenaikan harga cabai itu hanya terjadi di Pati. Hal itu biasa terjadi saat Lebaran, dan pada hari-hari berikutnya tidak dipantau oleh yang berwenang.
Hal itu tidak menimbulkan perbincangan karena penjual makanan itu selama berjualan banyak pembeli, sehingga kenaikan barang kebutuhan tersebut dianggap hal biasa. ”Keuntungan sedikit berkurang tidak masalah, karena yang penting barang dagangan laris terjual,”ujar salah seorang penjual bakso di Alun-alun Simpanglima Pati, Fery.
Padahal, masih kata dia, harga sebelum itu untuk cabai rawit per kilogram hanya Rp 22.000 sehingga kenaikannya hampir 100 persen. Demikian pula harga sayur lain seperti sawi maupun seledri, pada awal puasa Ramadan per ikat dengan berat tiga perempat kilogram, rata-rata hanya Rp 7.000 itu pun dengan kualitas cukup segar.
Akan tetapi kondisi saat ini sayuran dalam kondisi sudah layu, karena banyak yang berminat membeli per  ikat dijual dengan harga Rp 12.000. Sehingga untuk memanfaatkan sayuran tersebut, dia terpaksa harus memilahnya yang masih terlihat segar, agar pembeli bakso langganannya tidak menikmati sayuran yang sebenarnya sudah kedaluwarsa.
Kondisi tersebut akan berlangsung beberapa hari terakhir ini, atau setidaknya sampai pasar kembali normal. Kendati sayur jenis itu sudah banyak ditanam petani setempat, tapi masih didatangkan pula dari pusat produksi sayuran di Jawa Tengah, di antaranya dari Bandungan, Ambarawa, Kopeng, dan sekitarnya.
Dia pun membenarkan, munculnya banyak pendapat bahwa agar dalam kondisi tertentu warga tidak mengalami kesulitan membeli sayur, khususnya cabai jika mempunyai tempat di halaman rumah seharusnya bisa menanam sendiri. ”Akan tetapi bagi kami, hal itu memang sulit karena di Pati ini kami bara, sehingga rumah pun harus kontrak secara patungan,”imbuh dia.(sn)
Previous post Pengunjung Pasar Sleko Terganggu Bisingnya Suara Mesin Penggiling Daging
Next post Pasar Diliburkan Pedagang Berjualan di Pinggir Jalan

Tinggalkan Balasan

Social profiles