Kopyah Anak-anak yang Sedang Ngetrens

Penjual kopyah anak-anak yang kini sedang ngetrens, Yanto Topi, warga Kampung Kauman Kelurahan Pati Kidul, Kecamatan Kota Pati, menggelar dagangannya di emper teras depan Pasar Puri. (Foto:SN/aed).

SAusen MIN-NEWS.COM – BUDAYA memakai kopyah maupun nama lain dari songkok, bladhu dan juga sering disebut kethu sudah berlangsung turun temurun. Jika pihak pembuatnya masih mampu bertahan hingga sekarang meskipun mengalami pasang-surut, karena selalu mengikuti perkembangan dan tuntutan pasar.

Apalagi saat menjelang puasa Ramadan maupun Lebaran, objek penjualan jenis penutup kepala itu justru mengalami peningkatan. Sebab, yang berminat memakainya merasa cocok untuk tampilan di mana-mana, sehingga anak-anak pun oleh orang tuanya sejak kecil dibiasakan untuk memakai penutup kepala bernama kopyah.

Dengan demikian, kata penjualnya , Yanto Topi (55), warga Kampung Kauman, Kelurahan Pati Kidul, Kecamatan Pati, pihak produsen pembuatnya juga menyediakan kopyah khusus anak-anak yang baru berusia 0 s/d 5 tahun atau balita. Produsen kopyah paling banyak dari Jawa Timur, di antaranya Gresik.

Selama ini produk penutup kepala itu, banyak masuk dan dijual di toko-toko, pasar maupun di tingkat pedagang kaki lima (PKL). ”Selain tiap bagi di Pasar Puri, malam harinya kami pun berjualan di Alun-alun Simpanglima Pati,”ujarnya.

Berkait kopyah khusus ana-nak yang saat ini diminati, katanya lagi, karena pada sisi kiri dan kanan bagian dari bentuk kopyah itu semua bergambar. Sedangkan gambar tersebut mengikuti film anak-anak yang sering tayang di layar televisi, di antaranya ada tokoh manusia laba-laba (spiderman) dengan gaya aksinya yang khas.

Tidak hanya itu, film serial Upin-Ipin produk perusahaan film di negeri jiran Malaysia ketika gambarnya dipakai untuk produk kopyah anak-anak pun cukup laris. Selebihnya ada pula tokoh film-film kartun seperti Tayo dan Tabot yang tak asing bagi mereka, karena tiap hari selalu ditontonnya.

Karena itu, barang dagangan tersebut membawa rejeki bagi dia, mengingat pekerjaan sehari-hari yang dia tekuni selain berjualan kopyah juga topi. Berkait dengan harga yang dipatok dalam menjual kopyah anak-anak tersebut cukup fleksibel pada kisaran Rp 25.000 maupun Rp 30.000/buah sehingga cukup terjangkau kantong para orang tua yang mempunyai anak laki-laki.

Mengingat yang dijual sehari-hari tidak hanya kopyah, tapi juga aneka jenis topi maka omsetnya pun cukup lumayan. ”Untuk berjualan dengan model mrema setiap berlangsung keramaian, sekarang sudah jarang kami lakukan karena usia sudah tidak menunjang, sehingga jika harus menempuh perjalanan jauh konsentrasi berkendara motor sudah berkurang,”imbuhnya.(sn)

Previous post Tim Pangan Dinas Pertanian Pantau Pasar Daerah
Next post Jelang Cuti Bersama Lebaran Pemohon Perpanjangan STNK di Samsat Pati Membludak

Tinggalkan Balasan

Social profiles