Masyarakat tak Perlu Ragu Mengkonsumsi Daging yang Dibeli dari Pasar

Tim Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Patu, dipimpin langsung Kepala OPD tersebut, Muhtar Efendi saat melakukan pengecekan kondisi daging yang dijual para pedagang, di Pasar Puri Pati.(Foto:SN/aed)

SAMIN-NEWS.COM  PATI- Menghadapi Lebaran yang tinggal beberapa hari lagi masyarakat yang hendak mengkonsumsi daging, terutama sapi maupun ayam tidak perlu khawatir, ragu dan was-was. Sebab, daging yang dijual para pedagang di pasar daerah, baik Pasar Puri, Rogowangsan maupun di Pasar Juwana, tetap dalam kondisi baik.

Maksudnya daging itu dari tingkat kekenyalan maupun baunya tidak menunjukkan adanya tanda-tanda yang direkayasa, seperti daging sapi yang diglonggong maupan daging ayam tiren atau mati tanpa melalui proses penyembelihan. Selain itu lebih tegas lagi, daging yang tersedia di pasar tersebut tidak menggunakan pengawet, yaitu formalin.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pati, Muhtar Efedi menegaskan hal tersebut, karena pihaknya bersama ti  dokter maupun mantri hewan sudah melakukan pengecekan langsung ke para pedagangnya yang berjualan di tiga pasar daerah itu. Kendati demikian, masyarakat juga diminta tetap waspada ketika hendak membeli daging.

Apalagi, semakin dekat berlangsungnya Lebaran, maka banyak pula penjual daging dari daerah lain yang masuk ke Pati. ”Biasanya mereka datang pada malam hari, dan yang menjadi sasaran biasanya adalah Pasar Juwana dan Trangkil dengan model penjualan sistem titip yang sudah dalam kemasan,”ujarnya.

Karena kesibukannya, masih kata Muhtar Efendi, pedagang setempat kurang memperhatikan hal tersebut, pedagang di pasar lokal ini kurang memperhatikan siapa yang menitip daging dimaksud kemudian membayarnya. Akan tetapi setelah dijual pagi harunya, kualitas daging yang sudah mengalami rekayasa itu kualitasnya menurun.

Rekayasa yang dilakukan, biasanya sapi-sapi sebelum dipoting tersebut terlebih dahulu diglonggong. Yakni dengan memasukkan air menggunakan slang dari mulut hewan tersebut sebanyak-banyaknya, dan beberapa jam berikutnya sapi itu baru dipotong.

Dari hasil pengglonggongan tersebut, berat daging menjadi bertambah karena faktor masuknya air ke tubuh hewan itu dalam jumlah di luar batas kewajaran. Akan tetapi setelah hewan dipotpg, daging yang dihasilkan akan sangat berbeda dengan daging sapi mauu  kerbau yang melalui proses pemotingan secara majar.

Akan tetapi beberapa tahun terakhir ini, penjual daging hasil rekayasa tersebut tidak ada lagi masuk ke Pati, sehingga jika ada warga yang mengetahui hal tersebut hendaknya segera melapor ke pihaknya atau ke kepolisian terdekat. ”Hal itulah yang kami mengimbau agar warga tetap waspada, dan lebih teliti untuk melihat daging yang akan dibeli.”(sn)

Previous post Banyak Perantau yang Sudah Mudik Berjubel Urus KTP di Disdukcapil
Next post Jangan Pernah Berhenti Memerangi Miras

Tinggalkan Balasan

Social profiles