Menyulap TPA dengan Daya Tarik

Pengunjung Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Pati tengah berkerumun di salah satu kandang satwa jenis ular sanca kembang.(Foto:SN/aed)
SAMIN-NEWS.COM JIKA melihat pengunjung kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah, di Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Pati, mereka berasumsi bahwa kawasan tersebut sebagai salah satu objek wisata di Pati. Secara visual, hal itu tidak salah karena dari sisi kondisi sehari-hari, lokasi tersebut seperti sebuah objek wisata.
Hanya yang menjadi tanda tanya pengunjung, mengapa ketika masuk ke kawasan itu sama sekali tidak dipungut retribusi sebagaimana layaknya masuk ke sebuah objek wisata. Hal itu juga tidak salah karena pemerintah kabupaten (pemkab) setempat, belum menetapkan kawasan TPA sebagai objek wisata.
edia 
Padahal daya tarik untuk itu sudah ada beberapa unsur yang selama ini disajikan sehari-hari, seperti beberapa jenis satwa, baik kera, rusa, reptil, dan sejumlah unggas menarik juga bagi para pengunjung. Apalagi dala  suasana Lebaran hari ketiga, kawasan tersebut menjadi pilihan bagi para pengunjung untuk bersantai bersama keluarga.
Dengan demikian, kebanyakan anak-anak sedikit merasa terhibur karena di lokasi itu juga tersedia beberea fasilitas bermain untuk anak, meskipun jenisnya terbatas. Karena itu, jika ada niatan untuk menjadikan kawasan TPA sebagai lingkungan yang ramah anak, seharusnya perlu segera dipersiapkan perencanaannya agar anak-anak mendapatkan nilai lebih setelah berkunjung ke kawasan itu.
Apalagi, upaya terus berbenah menyusul proses pembuangan dan penimbunan sampah dari masyarakat perkotaan mengunakan model Sanitary Landfile, seharusnya hal itu memberikan daya tarik tersendiri. Sebab, pengenalan anak terhadap lingkungan seharusnya dimulai sejak dini dengan contoh sederhana, untuk membuang samaph yang benar bukan secara  semabrangan melainkan harus ke tempat sampah yang tersedia.

Akan tetapi, untuk merangsang minat anak mau belajar dari TPA tentu perlu ditunjang fasilitas pendukung lainnya, utamanya adalah fasilitas bermain. Demikian pula bagi kalangan pelajar sekolah menengah, mereka seharusnya juga sudah diperkenalkan dengan permasalahan lingkungan, paham betul bahwa bagaimana menjaga keseimbangan lingkungan.

Apalagi, ada sekolah yang sudah masuk ke program kegiatan seperti adhiwiyata, hal itu tentu tidak bisa hanya dengan pemahaman terhadap lingkungan sekadarnya. Dengan kata lain, TPA harus mempunyai daya tarik dan minat untuk cinta dan memahami benar tentang lingkungan, tapi untuk menuju ke sana tentu tidak bisa tetap dengan kondisi seperti sekarang.
Karena itu daya dukung dan daya tarik, penyediaan fasilitasnya harus dipersiapkan mulai  sekarang. 

sekali pun itu berbiaya mahal, tapi demi anak-anak berapa pun yang perlu difasilitasi seharusnya tidak ada kata mahal dari sisi pembiayaannya. Sebab, selama ini banyak yang berjargon bahwa anak itu investasi di masa depan.(Ki Samin)

Previous post Malam Ini Taman Stasiun Puri Banyak Dikunjungi untuk Berfoto Swadiri
Next post Si Untung kalah si Bejo kisah negeri diatas awan

Tinggalkan Balasan

Social profiles