Brak untuk kegiatan Komunitas Pramuka Penegak Forum Wartawan Pati yang mulai dilakukan pemasangan atap genteng.(Foto:SN/aed)
SAMIN-NEWS.COM PATI-Sebuah fasilitas bangunan berkonstruksi bambu dan beratap genteng bekas, di lingkungan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Pati, pembuatannya akhir bulan ini tuntas. Sehingga bisa segera dimanfaatkan untuk kegiatan Komunitas Pramuka Penegak Forum Wartawan Pati (FWP).
Sedangkan agenda yang dipersiapkan, yaitu dimulainya pembentukan Gerakan Orang Tua Asuh Pohon (GOTAP), karena hal itu dijadwalkan awal September mendatang, atau pada awal perkiraan turunnya hujan. Bagi yang benar-benar berminat ikut serta, hal itu sama dengan mempunyai kepedulian terhadap upaya gerakan penyelamatan lingkungan.
Gerakan ini, kata Sekretars FWP Satriyo, akan terpusat di lingkungan bekas lokasi penimbunan sampah yang sudah nonaktif. Karena itu, pihaknya mengucapkan terima kasih khususnya kepada Bupati Haryanto yang sudah mengizinkan lokasi tersebut sebagai pusat kegiatan Pramuka Penegak FWP.
Ungkapan sama juga disampaikan kepada Sekda Pati, Suharyono, dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) setempat Ahmad Faizal, beserta jajarannya yang mengelola TPA tersebut. ”Dengan program awal (GOTAP), maka ke depan kawasan itu akan mudah dijumpai aneka jenis pepohonan,”ujarnya.
Karena itu, masih kata dia, gerakan atas munculnya gagasan ini merupakan hal baru yang tidak bisa lepas dari peran dan perhatian semua komponen masyarakat di Pati. Di sisi lain, upaya penyelamatan lingkungan pun tidak hanya sekadar ungkapan kata-kata, sehingga dukungan untuk setiap orang dengan menyediakan satu batang pohon, tentu bukan hal sulit.
Akan tetapi, pilihan pohon yang harus bisa tumbuh setelah ditanam di lokasi tersebut diharapkan untuk tanaman pohon yang benar-benar sudah mulai langka, di antaranya jenis pohon nagasari, gandaria, kepel, mundu, juwet putih, gayam, dan berbagai jenis tanaman langka lainnya. Jika gagasan itu bisa diwujudkan dan mendapat dukungan dari semua pihak, maka kawasan lingkungan TPA akan benar-benar menjadi sebuah laboratorium aneka jenis tanaman.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka tujuan menanam menanam akan berubah tidak hanya sekadar menanam kemudian ditinggalkan, tanpa perawatan dan pemeliharaan. Tugas yang berkait hal itu sepenuhnya diserahkan ke Pramuka Penegak, sehingga mereka membutuhkan tempat untuk mengatur dan menyiapkan jalannya kegiatan.
Mengingat brak untuk keperluan itu sudah tersedia, maka pemberitahuan dan ajakan untuk melakukan gerakan tersebut harus dilakukan mulai sekarang. ”Namun tanpa adanya dukungan dan kepedulian semua pihak, hal itu tak lebih hanyalah suatu rencana di atas kertas yang siapa saja bisa membuatnya,”tandas Satriyo.(sn)