Tampilan karnaval Kecamatan Wedarijaksa, Pati mengangkat produk sepatu Suwaduk dalam bentuk replika hasil olah kreatif Gilang Setiawan dan teman, siswa kelas II SMP 1 Wedarijaksa dan produk sepatu asli perajin warga desa setempat.(FotoSN/aed)
SAMIN-NEWS.COM PATI – Sebuah replika sepatu produk asli Pati ikut tampil dalam karnaval atau pawai pembangunan, memeriahkan peringatan Ke-57 HUT Kemerdekaan RI. Kendati dari sisi tampilan tidak tampak glamor atau terlalu menonjol, tapi dari sisi tujuan digelarnya pawai tersebut lebih mencapai sasaran.
Hal itu sesuai rencana Bupati Haryanto yang akan memberikan dukungan setiap produk lokal dalam bentuk regulasi, yaitu peraturan bupati (Perbub). Terbitnya regulasi tersebut tentu ditunggu para perajin sepatu Desa Suwaduk, Kecamatan Wedarijaksa, serta produk-produk lokal lainnya karena hal itu menjadi bagian dari kegiatan ekonomi kreatif daerah ini.
Karena itu, sudah tepat jika produk sepatu yang saat ini diandalkan untuk bisa merebut persaingan pasar, ikut mewarnai suasana pawai pembangunan tersebut. Dengan demikian, nilai tamabah yang akan didapat adalah promosi yang pada gilirannya menarik pembeli, sehingga para perajinnya yangberjumlah tujuh orang itu bisa tetap bertahan mengahadpi persiangan.
Berdasarkan kondisi tersebut, kata salah pemerhati produk-produk lokal di wilayah kecamatan setempat, Budi S, nilai keindahan dan keglamoran tampilan dalam pawai tersebut tidak menjadi bagian tujuan utama. ”Yang penting, adalah bisa menjadi media promosi dan akhirya warga Pati tertarik untuk memakainya dalam keseharian,”ujarnya.
Apalagi, katanya lebih lanjut, dari sisi keterjangkauan harga bagi warga yang berminat pun tidak memberatkan bagi isi koceknya. Sebab, tampilan produk sepatu yang modis untuk tampilan ke kantor maupun pesta tidak tertinggal dari produk-produk sepatu buatan prabik berharga mahal, sehingga warga dengan kelas ekonomi pas-pasan bisa menjangkaunya.
Dengan demikian, dalam upaya promosi secara tidak langsung melalui media karnaval ini tentu seorang anak kreatif seperti Gilang Setiawan, putra kadua dari tiga bersaudara, keluarga yang ahli tata penggung ketoprak, Wawan pun patut mendapat acungan. Dengan kekuatan imajinatif untuk merancang replika sepatu tersebut, membutuhkan waktu tidak cukup hanya satu hari.
Dari gagasan setelah melihat bentuk produk sepatu aslinya, Gilang Setiawan langsung merancang desaian dalam ukuran skala besar. Kemudian menata dan menempatkannya di atas kendaraan bak terbuka, tentu membutuhkan waktu tersendiri sehingga sampai saatnya harus ditampilkan dalam karnaval, tentu menyita tenaga dan pikiran perancangnya.
Berdasarkan pertimbangan dan kondisi anak-anak kreatif ini, maka sudah semestinya ke depan Gilang Setiawan dan teman bisa menjadi desainer replika apa saja pada momen-momen yang dibutuhkan. ”Selama ini, order untuk mendesaian replika berbagai bentuk hewan maupun tokoh-tokoh cerita zaman modern datang pada saat Lebaran,”imbuh Budi S.(sn)