Anggota DPR RI Firman Subagyo; Kalangan Muda Kurangi Diskusi di Kafe

Anggota DPR RI Firman Subagyo dan lokasi yang cocok untuk berdiskusi di Pati tersedia di lingkungan TPA Sukoharjo, Kecamatan Margorejo.(Foto:SN/aed)


SAMIN-NEWS.COM  PATI – Dinamika kalangan muda sehari-hari kini tak bisa lepas dari kebersamaan dalam kelompok/komunitas, karena merupakan salah satu bentuk dalam pencarian identitas dan eksistensinya. Selama itu masih dalam konteks ranah tujuan positif, maka diskusi-diskusi kecil tentu menjadi bagian dari dinamika tersebut.
Melihat dan menyikapi kondisi tersebut, salah seorang anggota DPR RI asal Pati, Firman Sibagyo mengharap agar diskusi dalam kelompok kecil antarmereka bisa berkembang dan menyentuh permasalahan dalam berbangsa dan bernegara. Akan tetapi, rumusannya tidak perlu harus dengan pernyataan sikap yang terlalu vulgar.
Sebab, katanya, untuk menyalurkan pendapat yang dikemas dalam konteks lebih dinamis  sekarang ini selalu terbuka lebar. Maksudnya, untuk menyampaikan dan menyalurkan pendapat tersebut bisa melalui banyak pintu, seperti ke lembaga-lembaga resmi yang berkompeten, maka dalam setiap kesempatan sebagai Wakil Rakyat di tingkat pusat selalu turun untuk menyerap aspirasi di masyarakat.
Di sisi lain, dia juga mengharap agar diskusi-diskusi kecil kalangan muda yang biasa dilakukan di kafe-kafe juga memuncul kesan gaya hidup yang kurang peka terhadap kondisi lingkungan masyarakat kita yang masih membutuhkan kepedulian. ”Kendati sekarang ini sudah muncul banyak komunitas yang menaruh kepedulian tersebut, hal itu masih harus lebih ditingkatkan,”ujarnya.
Karena itu, madih kata Firman Subagyo, bentuk-bentuk diskusi tidak formal yang justru lebih dinamis tersebut bisa memanfaatkan tempat-tempat sederhana. Salah satu contoh jika di Pati, tentu bisa mengambil tempat yang sudah tersedia seperti di lingkungan TPA karena bisa dilakukan setiap ada kesempatan luang.
Dengan demikian, jika diskusi kecil biasa dilakukan di kafe-kafe tentu ada ongkos nominal yang harus dikeluarkan. Lain halnya jika di kafe untuk melepas kejenuhan, tentu konteksnya berbeda karena tidak secara khusus membahas permasalahan yang menjadi bagian dari apa yang harus dirumuskan.
Apalagi, jika dari biaya nominal di kafe itu bisa lebih dihemat untuk dihimpun menjadi sumber dana kecil agar bisa dimanfaatkan untuk kepentingan kepedulian, karena hal itu jika terbiasa dilakukan akan melahirkan kepekaan yang maksimal. Sebab, ke mana arah dari dinamika kalangan muda itu justru akan mampu menjawab tantangan kepedulian terhadap lingkungan yang membutuhkan penanganan bersama.
Dengan kata lain, jika kalangan muda sejak dini sudah mencoba mau peduli terhadap permasalahan sosial, ekonomi, budaya, politik, hukum, dan dinamika kehidupan sehari-hari hal itu merupakan suatu kekuatan tersendiri. ”Selain jadi model dalam pencarian identitas dan pembentukan eksistensi, mereka juga mempunyai kepekaan sebagai generasi pewaris NKRI yang sudah merupakan harga mati,”tandasnya.(sn)
Previous post Brak Kampus Kehidupan NKRI
Next post Supriyanto Japrex; Berani Membangun Komitmen untuk Pati

Tinggalkan Balasan

Social profiles