Brak Kampus Kehidupan NKRI

Inilah brak Kampus Kehidupan di lingkungan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Pati yang sehari-hari menjadi bagian kecil untuk aktifitas anak bangsa NKRI.(Foto:SN/aed)


SAMIN-NEWS.COM  PATI – Seizin lisan Bupati Haryanto atas pemanfaatan lahan zona nonaktif bekas lokasi timbunan sampah di lingkungan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Pati, kini sudah dilengkapi sebuah brak kecil. Sehari-hari tempat ini menjadi titik kumpul berbagai kalangan, baik secara kelompok maupun perorangan.
Khusus yang disebut terakhir, tentu hanya sekadar berkunjung untuk menikmati kesegaran udara di musim kemarau, karena di dalam brak yang berpenutup kre bambu itu tersedia pula balai kayu. Selebihnya, mereka bisa melihat tanaman sayur yang bisa tumbuh di atas lahan bekas lubang pembuangan dan penimbunan sampah.
Uji coba pemanfaatan lahan tersebut, kata pemerhati lingkungan M Yusra Choeron, dimulai Oktober tahun lalu dengan menanami beberapa jenis tanam yang bibitnya direkomendasikan anggota DPR RI asal Pati, Firman Subagiyo melalui bantuan Kementrian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. Sesuai catatan , selama kurun waktu tersebut sudah lebih dari 40.000 bibit bantuan itu ditanam di banyak lokasi, di kawasan Kabupaten Pati.
Terakhir, April lalu penanaman bibit pohon durian oleh warga di Dukuh Selowire, Desa Godo, KecamPatiatan Winong yang menjadi lokasi pelaksanaan TMMD Sengkuyung Kodim 0718. ”Untuk tahun ini, pelaksanaan tanam kembali dijadwalkan dengan bantuan bibit dari kementrian sama yang terpusat di Bangsri, Jepara,”ujarnya.
Waktu tepatnya, masih kata dia, tentu menunggu setelah mulai turun hujan sekitar Oktober mendatang, sehingga di sela-sela waktu menunggu itulah uji pemanfaatan lahan bekas tempat pembuangan dan penimbunan sampah dilakukan. Yang bisa tumbuh baik, untuk jenis tanaman semusim adalah jenis kacang-kacangan.
Selebihnya untuk sayuran yang bisa tumbuh, yaitu mentimun dan belakangan dicoba pula kangkung cabut, gambas, sawi, serta pare welut. Khusus yang disebut terakhir, cukup menarik perhatian yang datang ke brak kegiatan anak bangsa NKRI ini, karena panjang sayur buah itu bisa mencapai satu meter lebih.
Sedangkan upaya menanam semua jenis sayuran yang bisa tumbuh di bekas lokasi lahan bekas penimbunan sampah itu, sama sekali tanpa dipacu dengan pestisida, sehingga semua bersifat organik.  Karena itu, hampir tiap hari di brak ini berlangsung pula makan bersama dengan sajian menu sederhana, oseng-oseng pare, kangkung, sawi, ikan asin, dan tempe.
Makan bersama secara spontan itu dilakukan pula bersama Pramuka Penegak anggota Satuan Komunitas (Sako) Forum Wartawan Pati (FWP) sehabis berlatih dengan materi latihan yang berbeda dengan Pramuka penegak lainnya. ”Satu hal yang menjadi konsep pemanfaatan lingkungan kawasan TPA ini, adalah Maju Bersama Komponen Anak Bangsa NKRI dengan nilai-nilai filosofi Kampus Kehidupan TPA,”imbuh Yusra Choeron.(sn)
Previous post Perempuan Caleg dari Desa Berwarga Samin Tertarik Kesenian Tradisional
Next post Anggota DPR RI Firman Subagyo; Kalangan Muda Kurangi Diskusi di Kafe

Tinggalkan Balasan

Social profiles