Catatan Redaksi; Banyak Aspek Pendekatan Terhadap Anak-anak Bangsa yang Terpinggirkan

Kiai Heppy Irianto dan Koordinator Gusdurian Pati Eddy Siswanto, serta salah satu induk semang anak-anak bangsa yang terpinggirkan di kompleks Lorong Indah (LI) Desa/Kecamatan Margorejo, Pati tengah menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.(Foto:SN/aed)


SAMIN-NEWS.COM  PATI – Upaya memberikan pencerahan dan komunikasi dengan bahasa manusia berlambarkan rasa selama ini dilakukan sosok individu dari Kelompok Gusdurian Eddy Siswanto bersama Kiai Heppy Irianto beserta para simpatisan lainnya terhadap para anak bangsa. Akan tetapi selama ini mereka terpinggirkan di kompleks Lorong Indah (LI), di Desa/Kecamatan Margorejo, Pati.
Jika disuruh memilih, siapa pun mereka tentu akan menolak untuk berada di tengah-tengah keterpurukan kehidupan. Hanya karena tidak mempunyai pilihan, maka itulah yang selama ini menjadi pilihan utama mereka, sehingga upaya pendekatan terhadap mereka tidak bisa dilakukan secara frontal dengan bahasa planet.

Sebab, mereka adalah anak bangsa yang sebenarnya juga pemilik dan pewaris sah republik ini tapi keterpinggiran mereka, hanya hati mereka yang bisa mengungkapkan secara jujur mengapa harus berada di tempat yang terpinggirkan. Sedangkan jika ada yang menyebutnya hal itu sebagai suratan nasib, jelas akan banyak yang mempertentangkan.
Apalagi, jumlah mereka tidak hanya dalam bilangan angka dua digit karena faktanya selama ini bisa menciptakan sel-sel permasalahan sosial yang tidak pernah terselesaikan hingga tuntas. Karena itu, upaya pemberian pencerahan dan pendekatan serta komunikasi  menggunakan bahasa manusia meskipun itu juga bukan bahasa yang mudah dipahami oleh mereka.
Akan tetapi jika mengutip ungkapan Kiai Heppy Irianto, pendekatan dengan model komunikasi tersebut adalah merupakan satu-satunya pilihan. Sebab, kita tidak cukup hanya melakukan upaya penyelesaian menggunakan pola pendekatan secara hukum melalui razia-razia, karena selama ini belum pernah menghasilkan yang namanya penuntasan permasalahan.
Karena itu, upaya tersebut tidak mungkin hanya dilakukan dengan melihat beberapa aspek, seperti aspek psikologis juga secara keagamaan, dan pemberian pelatihan ketrampilan. Khusus yang disebut terakhir inilah biasanya kebijakan pemerintah ikut mengambil bagian, sehingga pola ini justru sering tidak memberikan sesuatu jaminan yang menjanjikan.
Dengan demikian, apa yang selama ini coba dilakukan oleh kelompok Gusdurian Pati, yaitu memberikan pencerahan melalui pendekatan antarmanusia. Sehingga bahasanya pun harus bahasa manusia agar mereka masih bisa merasakan sebagai manusia, sehingga jika upaya itu ada yang menyebutnya sebagai bentuk perlindungann terhadap mereka, jelas sama sekali tidak benar.
Demikian pula, jika kita mengacu pendekatan secara keagamaan, ketika mereka diajak bersama-sama bershalawat mereka pun bisa dan fasih mengikutinya. Karena itu, masih terbuka kesempatan mengajak mereka untuk keluar dari keterpinggirannya, selama mata hati mereka membuka diri bahwa setiap tumbuhnya kesadaran akan hal itu, tentu bukan hal yang terlambat.(Ki Samin) 
Previous post Dandim 0718 Pati Siap Dijadwalkan Sebagai Irup Peringatan HUT Kemerdekaan RI oleh Anak Bangsa di LI
Next post Tugu Berhias Lampu juga Dibangun di Pulau Jalan Sisi Barat JLS

Tinggalkan Balasan

Social profiles