Anggota Komisi II DPR RI asal Pati, Firman Subagiyo.(Foto:SN/aed)
SAMIN-NEWS.COM PATI – Anggota DPR RI asal Pati, Jawa Tengah, Firman Subagiyo benar-benar menaruh perhatian terhadap kondisi perpolitikan di rupublik ini, utamanya menjelang berlangsungnya pelaksanaan Pemilu serentak Tahun 2019. Utamanya, sekarang ini banyak bermunculan bakal calon yang kapasitas kemampuan berpolitiknya hanya pas-pasan, atau bahkan ada pula yang sama sekali tidak memahami apa itu politik.
Karena itu, sudah saatnya memunculkan gagasan untuk terbentuknya sebuah lembaga atau apa pun namanya yang mampu memberikan pemahaman kepada siapa saja, bahwa politik itu bukan hanya sekadar alat untuk mencapai kekuasaan. Sebab, ada hal yang lebih esensial bagi yang berminat terjun dalam kancah perpolitikan ini seharusnya juga mengetahui apa itu politik ekonomi, sosial, politik budaya, dan hukum politik, tapi bukan politik hukum.
Dengan demikian, katanya saat terlibat diskusi kecil di Pati hari ini, untuk mewujudkan gagasan itu bisa saja dimulai dari Pati. Sehingga apa pun nama dan bentuk serta sifatnya terlebih dahulu harus dirumuskan bersama, karena bisa saja mengambil nama Indonesia Praktisi Politik (IPP), atau nama lain yang dipandang tepat dan sesuai tujuannya.
Berkait dengan tujuan dalam menggagas hal dimaksud tak lain, untuk menyiapkan siapa saja khususnya kalangan muda yang benar-benar berminat untuk ambil bagian dalam perpolitikan di republik ini. ”Maksudnya, adalah bagi mereka yang memilih jalur politik untuk tampil sebagai Wakil Rakyat di lembaga legislatif,”ujarnya.
Untuk bisa sampai di sana, katanya lagi, maka upaya mendasar yang harus dilakukan adalah menciptakan kemampuan kalangan muda dalam memahami politik sebagai alat kekuasaan, dan juga memahami kepentingan politik dari sisi sosial. Hal itu akan bisa mencetak kalangan muda, agar banyak berbuat sekecil apa pun untuk kepentingan bangsa dan negara NKRI yang merupakan harga mati.
Sebab, berbuat sesuatu untuk kepentingan tersebut tentu lebih berharga ketimbang hanya berbicara tapi ujung-ujungnya mengutamakan kepentingan pribadi maupun kelompok. Hal itu tentu lebih berharga, karena sekecil apa pun yang mereka perbuat semata-mata memenuhi kewajiban dan tanggung jawabnya sebagai warga NKRI yang seharusnya tidak mengenal lagi, apa itu kelompok mayoritas maupun minoritas.
Apalagi jika tujuan akhir dari pemahaman sebagai praktisi politik, tentu tidak hanya sekadar menjadi seorang pengamat maupun ahli, melainkan memilih untuk tampilan sebagai Wakil Rakyat di lembaga legislatif. Karena itu, apa yang dia gagas tujuannya adalah untuk memberikan pemahaman bahwa sebagai Wakil Rakyat itu konsep dasar pemikirannya harus mutlak bisa memwujudkan dan memenuhi apa yang menjadi kebutuhan rakyat.
Sedangkan bentuk dan penjabarannya, siapa saja kalangan muda terlebih dahulu harus mempersiapkan diri berproses dalam lembaga itu, minimal selama lima tahun bersama para praktisi politik, ekonomi, sosial, budaya, dan juga hukum politik tentunya. ”Akhir dari proses itu jika mereka berminat tampil sebagai Wakil Rakyat, maka mereka bisa memilih untuk berafiliasi dengan partai apa saja.
Dari bekal pemahaman politik yang diperoleh dari lembaga yang dia gagas ini diharapkan, mereka benar-benar telah mempersiapkan diri secara maksimal pemahaman politiknya. ”Karena itu, untuk tindak lanjutnya bisa kita rumuskan lagi di lain kesempatan, atau setelah peringatan Ke-73 HUT Kemerdekaan RI,”imbuh Firman Subagiyo.(sn)
.