Ratusan Hewan Kurban Terkirim ke Jabodetabek

Sapi sebagai hewan kurban yang tiap pasaran (Wage) memenuhi tempat tambatan Pasar Hewan Margorejo, Pati.(Foto:SN/aed)


SAMIN-NEWS.COM  PATI – Kendati Hari Raya Idul Adha masih lebih dari dua pekan, tapi penjualan hewan kurban khususnya sapi di Pasar Hewan Margorejo, Pati sudah marak sejak awal Juli lalu. Bahkan tiap pasaran (Wage) ratusan hewan tersebut dikirim pedagang ke pusat penjualan ternak tersebut ke wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).
Dengan demikian, sampai sekarang permintaan pasar atas tersedianya hewan kurban itu tiap hari pasaran rata-rata mencapai 500 ekor lebih. Sehingga retribusi hewan selama satu bulan kemarin mencapai Rp 13 juta lebih, sehingga mengalami peningkatan dua kali dibanding hari-hari pasaran berikutnya.
Hal itu dibenarkan Kepala Pasar Hewan yang bersangkutan, Burohin, ketika dijumpai di ruang kerjanya. Bahkan, katanya lebih lanjut, untuk hari-hari menjelang berlangsung hari raya tersebut jumlah sapi yang masuk ke pasar tidak ramai lagi seperti bulan lalu, tapi terhitung masih dalam jumlah rata-rata.
Selain itu, harga tawar penjual kepada calon pembeli untuk hewan jenis itu yang layak dipotong sebagai hewan kurban juga masih relatif tinggi, karena rata-rata mencapai Rp 20 juta per ekor. ”Sedangkan untuk sapi yang terhitung masih peranakan saja rata-rata di atas Rp 10 juta s/d Rp 13 juta,”ujarnya.
Selebihnya, masih kata Burohin, untuk jenis lain yang lazim digunakan kurban tentu kambing yang harganya sekarang kebanyakan jenis peranakan Etawa (PE) mencapai Rp 2,5 juta per ekor. ”Sedangkan kerbau, untuk konsumsi pasar jumlahnya tidak seberapa harganya juga relatif  ikut-ikutan mahal,”ujarnya.
Mengingat Pasar Hewan Margorejo selama ini menjadi transit penawaran setelah dari Pasar Pon, masih kata dia, kondisinya tidak begitu representatif. Apalagi kondisi lingkungan pasar yang kurang teduh sehingga los beratap yang tersedia pada saat musim ramai seperti sekarang tidak mencukupi untuk menampung.
Akibatnya, untuk kerbau yang semula ditambatkan tak jauh dari hewan sapi kembali ke lokasi lama, karena tidak tersedia tempat peneduh. Selain itu juga ampalan untuk menurunkan dan menaikkan hewan tersebut di kendaraan pengangkut jika pasar dalam kondisi ramai harus antre.
Permasalahan lain juga fasilitas akses jalan yang pada musim kemarau seperti sekarang, selalu berdebu. ”Demikian pula, untuk pelataran depan selama ini juga tidak ada upaya peningkatan sehingga material batu pecahnya semua lepas,”imbuh Burohin.(sn)


Previous post Pamer Potensi Kalangan Muda Pati
Next post Gudang Bulog Baru Lebih Efektif

Tinggalkan Balasan

Social profiles