Kendati dini hari, warga Kampus Kehidupan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Pati masih harus menurunkan ribuan batang bibit pohon dari kendaraan truk pengangkut.(Foto:SN/aed)
SAMIN-NEWS.COM PATI – Kampus Kehidupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Pati, kembali menyiapkan ribuan batang bibit pohon kayu-kayuan dan huah-buahan dalam menghadapi awal datangnya musim penghujan. Kendati saat ini merupakan puncak kemarau, tapi bulan depan (September) diperkirakan sudah mulai ada hujan turun.
Dengan demikian, Gerakan Tanam Pohon Kehidupan juga harus disiapkan sehingga lokasi yang dipandang cocok dan warga di lingkungannya membutuhkan, maka ”pasukan tanam” pun siap diterjunkan. Masing-masing dari Forum Wartawan Pati (FWP), PKKPI, Pedagang Kaki Lima (PKL) Alun-alun Simpanglima Pati, dan Satuan Komunitas (Sako) Pramuka Penegak FWP.
Untuk tahap awal, kata Koordinator Pengadaan Bibit dan Penanaman Kampus Kehidupan, Imam Slamet, Minggu (26/8) besok pihaknya bekerja sama dengan Komunitas Honda Jazz melakukan penanaman bibit pohon buah-buah jenis durian di kawasan Agrowisata Jolong.Untuk keperluan penyediaan bibit, sudah dua tahun terakhir ini pihaknya bekerja sama dengan pusat pembibitan milik pemerintah di Bangsri, Jepara.
Karena itu, berapa pun kebutuhan bibit yang dibutuhkan untuk pengadaannya tidak ada masalah sehingga selain mempersiapkan awal untik pelaksanaan gerakan tanam, Kampus Kehidupan TPA juga menyiapkan Gerakan Orang Tua Asuh Pohon (GOTAP). ”Akan tetapi pemusatan lokasi kini masih mencari alternatif lokasi yang dirasa paling cocok,”ujarnya.
Akan tetapi, katanya lagi, satu-satunya lokasi yang dirasakan paling tetap di kawasan lingkungan TPA dengan memanfaatkan bekas zona nonaktif lubang penimbunan. Sebab, dalam GOTAP) siapa saja yang bersedia menjadi orang tua asuh harus melakukan penananam bibit pohon mulai dari penyediaan bibit, menanam, merawat hingga pohon yang ditanam sampai tumbuh maksimal.
Jika mereka tidak mempunyai waktu luang untuk keperluan itu, maka Sako Pramuka Penegak FWP disiapkan untuk pelaksananya. Dengan demikian, orang tua asuh yang bersangkutan disyaratkan memberikan partisipasi berupa nilai nominal untuk penyediaan bibit, menanam dan memeliharanya sampai pohon yang diasuhnya benar-benar tumbuh maksimal.
Jika terjadi risiko kerusakan atau kematian pohon yang diasuh, maka Pramuka yang bertugas memelihara dan merawat harus bertanggung jawab untuk mengganti. Akan tetapi semua itu kembali kepada kesadaran masyarakat yang bersedia mebjadi orang tua asuh, karena untuk menata lingkungan benar-benar dibutuhkan kesadaran dan tanggung jawab bersama.
Dengan gerakan tersebut diharapkan, alam lingkungan kita benar-benar nantinya bisa diwariskan kepada anak-cucu masih dalam kondisi maksimal tidak tercemar. ”Untuk bibit pohon yang harus ditanam dalam gerakan tersebut jenisnya bisa aneka ragam, tapi kami juga menyiapkan jenis tanaman yang selama ini tidak ada di Pati, yaitu pohon Gaharu,”imbuh Imam.(sn)