Kepala Bulog Divre Jawa Tengah Mentoba Sukit Tedjo Mulyono mengucapkan selamat atas dibukanya Toko Pangan Pati Ayu kepada Kepala Bulog Sub-Divre Pati, Muhammad Taufik bersama Waka-Sub Yanto Nurdianto. Penyaluran Bansos Rastera untuk Kelompok Penerima Manfaat (KPM) sejak Januari yang sudah berakhir bulan ini (September).(Foto:SN/aed)
SAMIN-NEWS.COM PATI-Munculnya suara sumbang adalah dampak dari ketidaksiapan penyaluran bantuan pangan nontunai (BPNT) pengganti bantuan sosial (Bansos) Beras Sejahtera (Rastera) yang bulan ini (September) sudah berakhir. Urusan tersebut diserahkan sepenuhnya kepada sebuah lembaga perbankan milik pemerintah.
Selain beredar kabar bahwa masih akan berlangsung penyaluran bansos rastera September 1-3 atas ketidaksiapan lembaga perbankan tersebut juga kemampuannya dalam menyalurkan bantuan pangan itu diragukan, karena lembaga tersebut ahlinya memang menangani urusan uang. Buktinya, penyerahan kartu keluarga sejahtera (KKS) untuk 96.555 Kelompok Penerima Manfaat (KPM) juga belum beres.
Alasannya jiika mengutip penjelasan Kepala Dinas Sosial Kabupaten Pati, dr Subawi MM, karena untuk Pati ada penambahan sekitar 8.000 KPM, sehingga jumlahnya bertambah menjadi 104.000 lebih. Di sisi ain ada suara sumbang seolah-olah kalau urusan bantuan kebutuhan mendasar untuk KPM yang notabene adalah warga kurang mampu itu, di dalamnya selalu sarat kepentingan.
Tidak hanya orang yang seharusnya mampu jika hanya membeli kebutuhan pangan berupa beras sebanyak 10 kilogram, sehingga minta jatah agar diberikan bagian juga tak lepas dari kepentingan politisasi. ”Itulah sekrup-sekrup kekuasaan yang selalu mengambil bagian sekecil apa pun dalam mengurusi urusan pihak yang disebut rakyat dalam strata kurang mampu,”kata salah seorang pemerhati masalah sosial di Pati, Kris Edy.
Dengan kata lain, lanjutnya, kekuasaan itu ibarat seekor anjing yang selalu mengibas-ibaskan ekornya, sehingga dalam konteks apa pun kekuasaan selamanya tak akan pernah bisa lepas dari kebiasaan mengibas-ibaskan rakyat yang dikuasai. ”Salah satu contoh di antaranya, yaitu mengibas-ibaskan pemberian bantuan pangan yang sebelumnya sudah berjalan, diubah lagi polanya yang selalu menimbulkan hal-hal krusial.”
Terpisah Wakil Kepala Bulog Sub-Divre Pati, Yanto Nurdianto menegaskan, tidak benar masih akan berlangsung penyaluran bansos rastera September 1-3. Kabar tersebut memang sudah beredar lama, sehingga ketika ada kesempatan bertemu dengan Kepala Dinas Sosial Kabupaten Pati yang waktu itu berkunjung ke Gudang Bulog pihaknya sudah menanyakan hal tersebut, dan dijawab tidak ada.
Menyikapi kondisi tersebut, maka pihaknya sudah mencoba mencari terobosan dengan membuka Toko Pangan untuk menyediakan kebutuhan bagi warga yang hendak membeli. Sebagai penyangga dan penyedia serta penstabli harga pangan, Bulog juga sudah melakukan persiapan untuk menggelar operasi pasar.
Hal itu sebagai antisipasi jika sampai terjadi lonjakan harga beras di tingkat konsumen, sehingga beberapa kemasan beras sudah dipersiapkan. ”Menyangkut pelaksanaan penyaluran BPNT, jika kami diminta ikut membantu menyediakan beras setiap saat kami pun siap, karena stok yang ada pada kami baik untuk beras medium maupun premium cukup tersedia,”katnya.(sn)