Dengan kibaran Merah Putih sepanjang hari sebuah brak yang dibuat Forum Wartawan Pati (FWP) sebagai Kamous Kehidupan, di lingkungan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Pati.(Foto:SN/aed)
SAMIN-NEWS.COM PATI-Sebuah brak atau bangunan ala kadarnya sebagai tempat berkumpul sehari-hari yang dibuat oleh Forum Wartawan Pati (FWP), di lingkungan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Pati, ternyata menarik perhatian Tim Verifikasi Adipura dri Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLH). Brak tersebut selama ini memang disebut sebagai Kampus Kehidupan.
Sebab, siapa saja yang berminat memanfaatkan kendati hanya sekadar berbincang atau membicarakan hal-hal lain dai segala aspek kehidupan dipersilakan. Hal itu tidak hanya semata-mata pada siang hari, tapi malam hari pun dipersilakan karena di brak tersebut pun diberi lampu penerangan yang jaringan dayanya dari lingkungan TPA.
Ternyata, kata salah seorang penanggung jawab TPA yang bersangkutan dari Bidang Kebersihan dan Pertamanan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Pati, kebaradaan brak tersebut menarik perhatian tim verifikasi Adipura dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang mengunjungi dan melihat kondisi TP itu. Ungkapan ketertarikan itu juga tidak disengaja, karena saat dia harus mengantar keliling petugas tersebut, melewati akses jalan di depan brak itu.
Tujuannya semula, tak lain dia ingin menunjukkan bahwa sampah organik dari dedaunan kering selama ini oleh pihaknya diproses mebadi kompos. ”Hasil kompos itu manfaatnya adalah untuk memupuk tanaman hias yang ada di taman-taman, di pinggir jalan raya dalam Kota Pati,”ujarnya.
Saat hendak melihat proses pengolahan sampah dari dedaunan itu, masih kata dia, tim tentu melihat brak yang terletak tidak jauh dari tempat pemprosesan kompos. tim pun bertanya, tentang bangunan itu yang dijelaskan secara mendetail bahwa itu dibuat oleh Forum Wartawan Pati (FWP) sebagai tempat berkumpul sehari-hari.
Tidak hanya itu, dia juga menyampaikan bahwa di tempat tersebut juga mebjadi pusat berlatihnya Pramuka Penegak anggota Satuan Komunitas (Sako) FWP. Selain berlatih kepramukaan, mereka juga diajak untik mengeola dan menanam, maka saat ini sudah disiapkan bibit pohon untuk ditanam setelah nanti turun hujan.
Penanaman selain dilakukan di kawasan lingkungan TPA juga di banyak lokasi, di mana warga yang membutuhkan bisa mengajukan bantuan bibit yang tersedia. Bahkan, anggota Pramuka dan FWP bersama komunitas masyarakat lainnya juga melakukan gerakan penanaman dalam upaya kepeduliannya terhadap lingkungan.
Setelah itu tim verifikasi pun melakukan pemotretran brak dan bibit pohon yang sudah disiapkan untuk ditanam setelah turun hujan, sehingga masalah ketersediaan air pun dipertanyakan karena bibit pohon memang ditempatkan di lokasi terbuka. ”Pertanyaan soal air kami jawab sangat cukup, sehingga tiap sore bibit pohon yang ada selalu disiram,”katanya.(sn)