Bulog Sub-Divre Pati melepas petugas pelaksana Operasi Pasar (OP) Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga yang ditandai pemecahan kendi oleh Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten Pati, Rekso Suhartono. Sedangkan pengibaran bendera pemberangkatan ke lokasi sasaran dilakukaj Kepala Bulog Sub-Divre setempat, Muhammad Taufik.(Foto:SN/aed)
SAMIN-NEWS.COM PATI – Hari ini secara serentak 26 Divre Bulog dan 101 Sub-Divre Bulog dari Sabang sampai Merauke, secara serentak melakukan Operasi Pasar (OP) untuk Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga. Hal itu akan berlangsung hingga akhir Desember Tahun 2018, sehingga pemerintah benar-benar menjamin ketersediaan pangan tersebut kepada masyarakat.
Dengan demikian, kekhawatiran atas timbulnya kekhawatiran akan kemampuannya dalam menyediakan kebutuhan primer warganya, sudah diantisipasi sejak dini. Apalagi, puncak terjadinya serapan kebutuhan pangan tersebut cukup banyak akan berlangsung pada saat awal dimulainya pelaksanaan musim tanam (MT) pertama yang sudah barang tentu dimulai dengan datangnya musim penghujan, terutama di Jawa.
Karena itu, kata Kepala Bulog Sub-Divre Pati, Muhammad Taufik, secara serentak pasokan pangan kepada masyarakat dari pihaknya selain bertujuan memenuhi ketersediaan pasokan juga untuk menjaga stabilisasi harga. Masalahnya hal tersebut menyangkut keterjangkauan daya beli masyarakat, sehingga yang disediakan untuk keperluan itu adalah beras kualitas medium.
Untuk harga di gudang penyimpanan, per kilogram adalah Rp 8.100 sehingga untuk sampai ke konsumen maksimal harus dengan toleransi harga Rp 8.300 per kilogram. ”Akan tetapi pihaknya juga menyediakan beras jenis itu yang sudah dikemas dalam kantong ukuran 5 kilogram, 10 kilogram, 15 kilogram dan 25 kilogram,”ujarnya.
Berkait dengan harga beli di gudang, masih kata dia, untuk per kilogram maksimal Rp 8.550 karena untuk kelengkapan kemasan, sehingga masyarakat bisa membeli untuk ke,masan yang berapa kilogram, tergantuang kemampuan daya beli. Ketersediaan pasokan bahan pangan tersebut tidak hanya untuk masyarakat yang berkemampuan daya beli terbatas semata.
Sebab, pemilik usaha warung kelontong juga bisa melakukan pembelian beras ke pihaknya, termasuk para pedagang yang besar kemungkingan dalam situasi terakhir menghadapi kekurangan persediaan. Hanya syaratnya, harus mempunyai lokasi pasar dan berapa jumlah pembeli yang harus dilayani dalam waktu sehari.
Prinsipnya untuk ketersediaan pasokan kebutuhan pangan darei pihaknya ini, adalah bisa diakses setiap lapisan masyarakat. Dengan demikian, pihaknya juga harus membuka dan menyediakan beras medium tersebut di rumah dan warung-warung pangan kita, agar masyarakat yang membutuhkan bisa terlayani dengan cepat.
Selebihnya, masyarakat juga bisa membeli di mana saja karena ketersediaan pasokannya bisa disediakan secara maksimal sesuai kemampuan pembeli siapa saja yang membutuhkan.”Jika OP ini waktunya cukup panjang, karena mulai saat ini merupakan puncak musim kemarau, dan masyarakat juga mulai melakukan persiapan penanaman padi di awal musim penghujan atau pada musim tanam (MT) pertama,”imbuh Muhammad Taufik.
Hadir dalam kesempatan tersebut, selain tim Satgas Pangan Kabupaten Pati juga p[etugas pelaksana pengawasan dari pihak kepolisian. Dengan demikian, pada tingkat pelaksanaan di lapangan diharapkan tidak muncul kendala, sehingga masyarakat benar-benar mendapatkan manfaatkan akan ketersediaan pasokan pangan oleh pemerintah melalui Bulog.(sn)