Ketua FKPPI Pati, Indah Sri Wahyuningati dan salah satu peserta lomba Tongtek Angklung , di Sekretariat Ormas tersebut, di Jl P Sudirman Pati.(Foto:SN/aed)
SAMIN-NEWS.COM PATI-Untuk terus tetap eksis seperti mebjadi bagian yang tak bisa dilepaskan dari Srikandi yang satu ini, Indah Sri Wahyuningati. Selain anggota DPRD Komisi D dari Partai Golkar perempuan ini juga Ketua FKPPI Pati.
Dalam memperingati HUT-nya Ke-40 Ormas ini, sebuah lomba yang menarik perhatian pengunjung pun diagendakan, dan sampai saat ini masih berlangsung di sekretariat ormas tersebut, di Jl P Sudirman Pati. Yakni, lomba perpaduan bunyi-bunyian tongtek-angklung masih tetap bertahan tumbuh dan berkembang di kampung-kampung.
Apalagi, katanya ketika di tanya di sela-sela kesempatan berlangsungnya pelaksanaan lomba yang diikuti 19 grup peserta, bila pada saat Puasa Ramadan, bunyi-bunyian alat musik dari bambu tersebut banyak dimainkan anak-anak di kampung-kampung. Tujuannya, tak lain untuk membangun warga yang hendak memasak kebutuhan makan sahur.
Tidak hanya itu, dalam pelaksanaan sistem Pam Swakarsa alat bunyi-bunyian dari bambu berupa kentongan tersebut menjadi ciri khas tersendiri yang patut untuk tetap dipertahankan keberadaannya. ”Dengan bunyi-bunyian melalui pukulan kentongan, ternyata merupakan kode-kode tertentu dalam menyampaikan informasi kejadian kepada warga di malam hari tersebut,”ujarnya.
Karena itu, masih kata dia, ketika muncul gagasan anggota untuk menggelar lomba perpaduan bunyi-bunyian antara kentongan dan angklung, dia pun cukup responsip. Apalagi, untuk sebuah grup yang kemampuannya benar-benar maksimal dalam memainkan peralatan tersebut ditopang dengan bunyi-bunyian perkusi lainnya bahkan digemari juga oleh masyarakat.
Dengan demikian, ada di antara grup-grup yang mendapat order tanggapan, di antaranya seerti dalam acara bersih desa (sedekah bumi). Tarifnya pun terhitung lumayan karena berkisar antara 3-4 juta rupiah, karena dengan peralatan bunyi-bunyian yang digarap sebagai irima musik juga menghasilkan banyak harmonisasi cukup enak dinikmati.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka dalam pelaksanaan lomba tiap-tiap grup peserta harus atau wajib membawakan perpaduan harmoni lagu Ilir-ilir. Sedangkan pilihannya bebas dengan penggarapan sepenuhnya diserahkan kepada para peserta, termasuk mereka diberi kesempatan untuk menampilkan para vokalisnya.
Terlepas dari hak tersebut, dalam penyelenggaraan lomba ini adalah bagian dari upaya pihaknya untuk tetap menjaga keberlangsungan pengamanan lingkungan secara swakarsa. ”Sebab, hal tersebut sudah membudaya di kalangan masyarakat di tengah-tengah sistem pengamanan lingkungan modern seperti penggunaan alat-alat elektronik yang disebut CCTV,”imbuhnya.(sa)