Sarimun petugas ulu-ulu dari Dukuh Cangkring, Desa Widorokandang, Kecamatan Kota Pati tengah mengecek mengalirnya air dari Waduk Seloromo, di Desa/Kecamatan Gembong melalui Saluran Sani Kanan.(Foto:SN/aed)
SAMIN-NEWS.COM PATI – Puncak kemarau di Pati untuk memenuhi kebutuhan air para petani yang masih menanam padi pada musim tanam (MT) III, memasuki pekan pertama bulan ini atau awal September lalu, masih ada sedikit ketersediaan air dari Waduk Seloromo, di Desa/Kecamatan Gembong, Pati. Akan tetapi hal itu hanya khusus untuk petani di kawasan hilir Kecamatan Pati, dan sedikit kelebihannya untuk Kecamatan Margorejo.
Sedangkan untuk petani di wilayah lain, seperti di Kecamatan Wedarijaksa yang biasanya memanfaatkan gelontoran air dari Waduk Gunungrowo, di Desa Sitiluhur, Kecamatan Gembong, Pati, sudah beberapa pekan tak lagi mengucurkan air. Sehingga yang tersisa sekarang hanya air dari Waduk Seloromo.
Akan tetapi, kata Kepala Bidang (Kabid) Pengairan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR), Sumarto, di waduk tersebut sisa air sebelumnya hanya 600.000 meterkubik. Sehingga yang bsa digelontorkan maksimal hanya sebanyak 100.000 meter kubik, karena 500.000 meter kubik lainnya untuk pembasahan konstruksi bangunan waduk.
Dengan demikian, sisa air sebanyak itu tidak bisa dipaksakan untuk digelontorkan ke areal petani yang saat ini ditanami padi. ”Sebab, dampak dari pemaksaan penggelontoran air waduk pada musim kemarau seperti sekarang sangat berisiko terhadap kemungkinan terjadinya keretakan struktur bangunan waduk,”ujarnya.
Karena itu, masih kata dia, sisa air Waduk Seloromo yang hanya tinggal sebanyak itu, tdak bisa seluruhnya digelontorkan ke areal persawahan petani yang saat ini ditanami padi. Jika sampai terjadi risiko gagal panen, karena tanaman padi mereka kekurangan air sebenarnya menjadi tanggung jawab mereka sendiri.
Sebab, sebelum memutuskan untuk melakukan kegiatan tanam pada MT ketiga dengan tetap menanam padi, para petani itu sudah diingatkan dan bahkan sudah membuat surat pernyataan. Yakni, jika sampai upaya mereka tetap menanam padi mengalami gagal panen, hal itu risiko yang harius ditanggung sendiri, sehingga tidak ada tuntutan untuk mendapatkan ganti rugi.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka sisa air terakhir yang digelontorkan dari Waduk Seloromo hendaknya bisa dibagi rata, yaitu asal tanaman padi mereka yang saat ini sudah memasuki proses pembuahan tidak sampai benar-benar mengalami kekeringan. ”Karena itu, untuk pemerataan air waduk yang sangat terbatas hars benar-benar diperhatikan.”
Dalam kesempatan terpisah, salah seorang petugas ulu-ulu Dukuh Cangkring, Desa Widorokandang, Kecamatan Kota Pati, Sarimun mengatakan, saat ini rata-rata tanaman padi di sepanjang jaringan saluran Sani Kanan, kini sudah memasuki tahap proses pembuahan. ”Mudah-mudahan bisa tertolong tidak sampai mengalami kekeringan, sehingga hasil panenannya nanti bisa untuk membiayai tanam padi MT pertama,”katanya.(sn)