Jangan Harap Temukan Kejujuran di Pasar

Bupati Haryanto memborong jajan pasar  di Pasar Puri Pati saat berlangsung Gerakan Pembersihan Sampah se-Dunia, di pasar tersebut.(Foto:SN/aed)

SAMIN NEWS.COM  SELAMANYA  jangan pernah berharap untuk bisa menemukan sebuah kejujuran di pasar, di belahan dunia mana pun. Sebab, pasar itu tempat bertemunya penjual-pembeli yang berlangsung kemudian adalah transaksi, dan transaksi itu sah bila ada akad tak tertulis di antara mereka.
Akad tersebut dinamakan kesepakatan, meskipun salah satu pihak dirugikan terutama adalah para pembeli untuk bisa menguasai barang yang diinginkan. Kendati barang tersebut hanya berupa jajan pasar, tapi pihak bakul yang menjualnya juga sulit untuk bisa menerapkan kejujuran, karena terjadinya transaksi bagi mereka adalah keuntungan.
Karena itu, ketika mencermati transaksi antara penjual makanan dengan rombongan Bupati Haryanto yang masuk dan berkeliling di Pasar Puri Pati pada saat berlangsung Gerakan Bersih Sampah se-Dunia, Bupati pun responsip terhadap kegiatan berjualan para bakul. Sehingga setiap bakul di los-los yang dilewati diharapkan agar dalam berjualan laris.
Tak ketinggalan, simpati pun diberikan kepada bakul penjual jajan pasar, sehingga barang dagangan yang belum banyak disentuh pembeli pun diborong. Semua harga jajan pasar yang dijajakan itu dibeli dengan harga Rp 300.000, sehingga dalam waktu sekejap barang dagangannya tandas dinikmati bersama-sama rombongan yang mengikutinya.
Akan tetapi, apa lacur ketika barang dagangan yang sudah tandas diborong itu, dan Bupati hendak melanjutkan keliling ke lokasi lainnya di dalam pasar, maka bakul yang bersangkutan tiba-tiba bakul itu mengeluarkan barang dagangan yang sengaja ditempatkan di bawah barang dagangannya yang sudah tandas dinikmati bersama rombongan.
Melihat semua itu, Bupati Haryanto pun berseloroh bahwa jajanan yang sudah habis diborong ternyata masih ada sisa lainnya. Kendati itu hanya selorohnya seorang Bupati terhadap rakyatnya, tapi kita yang ikut melihat betapa susahnya mewujudkan transaksi dalam berjualan apa pun, tidak ada yang menggunakan tata cara sebagaimana diajarkan oleh Nabi Besar Junjungan kita, Muhammad SAW.
Dengan demikian akhirnya bisa ditarik benang merah untuk disimpulkan, janganlah bicara soal kejujuran di rimba raya yang bernama pasar. Apalagi berharap, bahwa para bakul maupun pedagang adalah bagian dari makhluk sosia, sehingga jangan salah mengerti bahwa selamanya pasar itu tetap sebagai dinamika kehidupan sehari-hari yang asosial.
Sebab, setiap berlangsungnya transaksi itu bahasa bakunya, adalah sama dengan keuntungan. ”Karena itu jangan percaya, siapa pun bakul yang berjualan pasti sarat dengan warna kebohongan, suka dan tidak suka anda tetap membutuhkan dan menginginkan barang dari saya.” Demikian kira-kira rumus mereka dalam menyikapi dinamika kehidupan.(Ki Samin)
Previous post SERUAN BOIKOT PEKERJA KEBERSIHAN
Next post Misalnya Sampai Bupati Haryanto Mengeluarkan Seruan Boikot Bagi Pekerja Kebersihan

Tinggalkan Balasan

Social profiles