Sambungan pipa paralon untuk menyalurkan gas methan dari lubang pembuangan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah ke rumah warga Dukuh Jagan, Desa Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Pati, menyebabkan pipa itu putus di beberapa titik lokasi.(Foto:SN/aed)
SAMIN-NEWS.COM PATI-Terbakarnya jaringan pipa penyalur gas methan di pinggir jalan raya Pati-Banyuurip, atau di sisi luar pagar pusat peternakan sapi di pinggir jalan itu, ditengarai tetap ada unsur kesengajaan. Paling tidak, ada tangan-tangan jahil yang sengaja membakar semak belukar di lokasi sepanjang pinggir jalan itu.
Melihat bekas terbakarnya semak-semak yang terdapat jaringan pipa penyaluran gas methan dari lokasi lubang pembuangan sampah hingga ke Dukuh Jagan, maka pihak kepolisian diharapkan benar-benar serius untuk mengungkap siapa pelaku atau orang yang hanya sekadar iseng. Jika tidak, maka sewaktu-waktu hal sama akan kembali terulang.
Masih beruntung ketika terbakarnya pipa di lokasi tersebut, kata penanggung jawab TPA dari Bidang Kebersihan dan Pertamanan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabuoaten Pati, Agus Sudarmono, di bagian hulunya atau pusat lubang pembuangan sampah, untuk penyaluran gas methan tengah dilakukan pembenahan. Sehingga sudah beberapa waktu, penyaluran gas ke 40 rumah warga Jagan tidak aktif.
Jika penyaluran gas dalam kondisi aktif, maka ancaman terjadi kebakaran rumah warga tak bisa dihindari. ”Kendati jarak pipa tersebut dari pusat lubang pembuangan sampah TPA hingga ke dapur setiap warga lebih dari 1,5 meter, tapi yang namanya gas tetap akan dengan cepat menghantar semburan api di dalamnya,”ujarnya.
Akan tetapi, masih kata dia, sekitar 100 meter sebelum sambungan pipa gas methan ke rumah warga, tampaknya api sengaja dipadamkan, atau api padam sendiri karena mulai dari titik itu tidak terdapat semak-semak kering yang mudah terbakar. Terlepas dari hal tersebut, kejadian itu tidak bisa jika hanya dibiarkan tanpa pengusutan oleh pihak yang berwenang sampai ditemukan siapa pelakunya.
Semisal tanpa unsur kesengajaan, sudah barang tentu pembakaran semak-semak yang tumbuh di luar pagar pusat peternakan sapi tersebut tidak mudah cepat terbakar. Sedangkan mulai menyalanya api dipastikan berlangsung pada tengah malam, karena akses ruas jalan itu tetap ramai untuk arus lalu lintas dari Pati-Banyuurip-gembong maupun sebaliknya.
Ditambahkan, untuk mendapatkan energi terbarukan maka timbunan sampah yang ada di lubang pembuangan selama ini memang kandungan gas methan-nya disalurkan ke dapur warga. Untuk sementara baru sekitar 40 warga Dukuh Jagan yang bisa menikmati gas tersebut, selain juga dimanfaatkan sendiri untuk memenuhi kebutuhan gas di lingkungan TPA.
Karena terjadi pemindahan lubang pembuangan dari lubang lama ke lubang baru, maka penataan jaringan pipa untuk penyaluran gas tersebut masih dalam pembenahan. ”Akan tetapi, upaya itu belum tuntas jaringan pipa yang sudah terpasang justru rusak terbakar atau sengaj dibakar dengan alasan mebakar semak-semak di pinggir jalan,”katanya.(sn)