Bukti setoran donasi dari masyarakat Pati yang pada Sabtu malam berkunjung di Alun-alun Simpanglima Pati, tadi siang dikirim melalui jaringan Gusdurian Pati ke Gusdurian Nasional. Gusdurian Pati saat menghimpun donasi untuk korban bencana gempa bumi dan tsunami Palu serta Donggala, di Alun-alun Simpanglima Pati.(Foto:SN/aed)
SAMIN-NEWS.COM PATI-Tiga hari setelah pelaksanaan penghimpunan donasi dari masyarakat oleh Kelompok Gusdurian Pati, untuk korban bencana gempa bumi dan tsunami Palu dan Donggala, Sulewesi Tengah (Sulteng), siang tadi sudah disalurkan melalui Gusdurian Nasional. Setoran dilakukan melaui salah sebuah bank swasta di Pati.
Sesuai besaran dana yang dihimpun dari masyarakat pengunjung Alun-alun Simpanglima Pati, Sabtu (6/10) malam lalu, adalah sebesar Rp 10,6 juta. Karena itu sebagai koordinator, Gusdurian Pati sangat berterima kasih atas kepercayaan dan perhatian masyarakat terhadap sesama anak bangsa di republik ini yang tengah dilanda musibah.
Selain donasi tersebut, kata Koordinator Gusdurian Pati, Eddy Siswanto, melalui jaringan para relasi dan simpatisan lainnya, penghimpunan bantuan kemansiaan kini maih terus dilakukan. Dengan demikian, selain yang sudah disalurkan lewat jaringan Gusdurian Pati ke Gusdurian Nasional juga akan disalurkan langsung ke lokasi sasaran, atau lewat PMI Kabupaten Pati.
Karena itu, bagi yang masih bersimpati terhadap yang tengah tertimpa musibah tersebut, bisa melaukan kontak langsung ke pihaknya. ”Untuk penghimpunan donasi pola ini, waktunya berlangsung sedikit lama agar capaiannya benar-benar maksimal , dan itu akan kami sampaikan secara terbuka, berapa besarya onasi yang berhasil dihimpun seara keseuruhan,”ujarnya.
Terlepas dari hal itu, masih kata dia, setiap komponen masyarakat yang mempunyai fasilitas alat komunikasi di jaringan media sosial dalam kondisi sesama anak bangsa yang tengah menghadapi musibah, hendaknya bisa sama-sama betapa amat sangat beratnya penderitaan yang dialami. Selain kehilangan anggota keluarga yang tak ternilai harganya, bencana itu sendiri tentu masih menyisakan trauma yang berkepanjangan.
Melihat kondisi tersebut, seharusnya siapa pun yang belum diuji untuk dihadapkan pada musibah seerti itu, hendaknya masing-masing bisa mengendalikan diri. Dengan demikian, setiap pemilik atau yang memanfaatkan medsos ini, tidak begitu mudah mengirimkan kejadian bencana yang tidak jelas sumbernya alias berita hoak.
Hentikanlah jadi ”agen” berita bohong itu justru lebih bijak ketimbang merasa lebih tahu akan sesuatu kejadian, tapi ternyata semua hanya isapan jempol belaka. Dengan demikian, saling tenggang rasa, dan lebih beruaya mengendalikan diri itu justru lebih bermanfaat karena bisa ikut menjaga dan menciptakan iklim yang sejuk di masyarakat.
Jika tujuannya hanya kepuasan bisa mengharubiru banyak orang, lebih baik manfaatkan kemampuan berkomunikadi di medsos untuk hal-hal yang positif. ”Sebab, selama masih sebagai manusia antara yang satu tetap membutuhkan yang lainnya, dan jika bisa diwujudkan betapa indahnya kebersamaan ini dalam kehidupan kita sehari-hari,”imbuh Eddy Siswato.(sn)