Akses ruas jalan kabupaten antara Sukolilo-Wotan, Kecamatan Sukolilo, Pati yang sampai saat ini belum bisa dilaksanakan oleh rekanan pemenang tender proyek senilai Rp 1,5 miliar lebih itu.(Foto:SN/dok-DPUTR-aed)
SAMIN-NEWS.COM PATI-Setiap kali mendapatkan alokasi proyek peningkatan ruas jalan kabuoaten antara Sukolilo-Wotan lewat Baturejo, Kecamatan Sukolilo, Pati, selalu terkendala munculnya permasalahan sosial. Utamanya, jika tidak karena kepentingan kelompok warga juga kelompok pemuka masyarakat setempat.
Akan tetapi kali ini permasalahan sosial muncul dari kalangan pemerintahan dan kelompok masyarakat Desa Baturejo yang menghendaki agar paker pekerjaan itu sepenuhnya dikonsentrasikan di desa tersebut. Padahal sesuai perencanaan, untuk peningkatan ras jalan itu tidak bisa sepenuhnya dilaksanakan di satu titik lokasi, karena alasan keterbatasan anggaran.
Hal tersebut dibenarkan Kepala Bidang Kabid Binamarga Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Pati, Naryo. Akibatnya, kata dia lebih lanjut, dampak dari kodisi itu meskipun rekanan sudah menerima surat perintah kerja (SPK) dari pihaknya selaku pengguna anggaran, tapi sampai sekarang tidak berani melaksanakan pekerjaan.
Di sisi lain, rekanan yang bersangkutan juga tidak ada upaya melakukan pendekatan ke pihak-pihak terkait untuk ikut menyelesaikan permasalahan itu. ”Hal itu sama saja hanya menunggu sampai permasalahan yang timbul itu selesai, dan yang seharusnya dilakukan tidak demikian,”ujarnya.
Sesuai perencanaan, katanya lagi, peningkatan ruas jalan itu dimulai setelah lepas atau keluar Sukolilo menuju Baturejo. Akan tetapi, sekitar 100 meter dari jembatan sengaja tidak diikutsertakan sehingga titik nol dari paket pekerjaan itu disiapkan dengan konstruksi cor beton sepanjang 350 meter, mengingat daru titik nol itu ke utara (Baturejo) menjadi tempat mengalirnya air saat musim hujan.
Dari lokasi jalan berkontrstuksi beton tersebut sepanjang 250 meter berikutya ditingkatkan dengan pengaspalan yang tinggi permukaannya sama dengan ruas jalan yang berbeton, dan hal itu berhenti hingga ujung jembatan di saluran primer Jratunseluna. Setelah titik lokasi pekerjaan ini, akses berikutnya sudah masuk Desa Baturejo, tapi tidak ada peningkatan sampai pertigaan menuju ke barat arah balai desa.
Dari titik lokasi itu anggaran yang tersedia hanya berhenti sampai beberapa meter di sisi barat balai desa, sehingga panjang ruas seluruhnya sekitar 650 meter yang harus ditingkatkan dengan konstruksi aspal. Karena munculnya permasalahan tersebut, pihaknya terpaksa harus menggunakan perhitungan tambah-kurang, yaitu memotong atau mengurangi akses jalan berbeton dari 350 meter tinggal 150 meter.
Hasil penghitungan tambah-kurang itu akan dialokasikan untuk peningkatan akses jalan mulai dari jembatan keluar Sukolilo hingga konstruksi jalan berbeton. ”Sisa perhitungan lebih dari pengurangan konstruksi beton akan ditambahkan untuk ruas jalan sebelah barat balai desa hingga sekitar 100 meter, itulah yang harus dikerjakan rekanan,” tandas Naryo.(sn)