Salah satu Rumah Pangan Kita (RPK) milik Bulog Sub-Divre Pati di wilayah Kecamatan Pucakwangi, Pati, yang sudah dimanfaatkan untuk warung/agen layanan Bantuan Pangan Nontunai (BPNT) yag pelaksanaannya dimulai bulan ini.(Foto:SN/dok-bulog-aed)
SAMIN-NEWS.COM PATI-Idealnya dalam memberikan pelayanan untuk Bantuan Pangan Nontunai (BPNT), per warung/agen adalah 400 kelompok penerima manfaat (KPM). Dengan demikian, hal itu bisa dijangkau oleh KPM lainnya di desa sekitar terdekat yang terdekat, sehingga yang jarak lokasinya lebih jauh bisa dilayani oleh agen lain.
Dengan demikian, hal tersebut bisa memanfaatkan atau bekerja sama dengan fasilitas rumah pangan kita (RPK) yang jauh sebelumnya sudah dirintis pihak Bulog Sub-Divre Pati. ahkan dari upaya penyediaan fasilitas rumah pangan kita itu sesuai rencana awal di alokasikan di desa-desa dengan maksud untuk mempermudah warga mendapatkan barang kebutuhan pangan sehari-hari, utamanya beras, tepung terigu, minyak goreng dan bahan kebutuhan lainnya.
Wakil Kepala (Waka) Bulog Sub-Divre Pati, Yanto Nurdianto, ketika ditanya berkait hal tersebut, membenarkan bahwa fasilitas RPK yang dirintis oleh Bulog juga bisa dimanfaatkan sebagai warung/agen layanan BPNT. Apalagi yang dilayani adalah para KPM yang alokasi bantuannya sudah ditetapkan berupa beras dan telur dengan batas nilai nominal per KPM Rp 110.000 per bulan.
Berkait hal tersebut pihak perbankan yang bertugas mengelola penyaluran bantuan itu tinggal menghubungi setiap RPK yang sudah ada, sehingga jika masih kurang untuk mencapai layanan yang ideal tinggal mencari tambahannya. ”Sebab, RPK Bulog yang sudah tersedia di desa-desa saat ini mencapai 315 unit,”ujarnya.
Untuk memberikan pelayanan BPNT di Kabupaten Pati dengan jumlah KPM yang sebelumnya 96.000 bertambah menjadi 104.000 lebih, RPK yang ada, masih kata Yanto Nurdianto, jelas tdak akan kurang. Jika RPK tersebut juga dimanfaatkan warung maupun agen penyaluran BPNT, maka pusat pangan di desa-desa sudah barang tentu mudah dijangkau.
Sebab, para pemegang kartu atau KPM akan lebih mudah karena tidak perlu jauh-jauh ke kota, sehingga dari sisi transportasi bisa menghemat. Apalagi, RPK Bulog juga menyediakan barang kebutuhan pangan pokoh, seperti beras, telur, minyak goreng, bahkan daging kerbau beku dengan harga yang lebih murah dibanding di pasar-pasar.
Jika pihaknya membuka kesempatan warung/agen BPNT juga memanfaatkan RPK, hal itu semata-mata untuk mendekatkan pelayanan bagi warga yang membutuhkan bahan kebutuhan pangan. Karena itu, semua tinggal memaksimalkan komunikasi antara pihaknya dan pengelola RPK dengan tugas lain sebagai agen penyedia kebutuhan BPNT.
Apalagi, jika pengelola RPK yang ada juga menyediakan bahan kebutuhan lain tapi harus dibeli dengan tunai, seperti gula, sabun mandi maupun sabun cuci sehingga bagi KPM BPNT jika membutuhkan barang-barang tersebut juga tersedia. ”Prinsipnya, Bulog welcome terhadap pemanfaatan RPK untuk warung yang melayani BPNT,”imbuh Yanto Nurdianto.(sn)