Sentuhan Seni Budaya Daerah Pati Lebih Banyak Dibanding Daerah Lain

Tasyakuran peringatan Ke-73 HUT TNI Tahun 2018 Kodim 0718 Pati dengan menggelar pertunjukan wayang kulit menampilkan dalang anak-anak, Hilal Muharam siswa Kelas VI SD Negeri 1 Maitan, Kecamatan Tambakromo, Pati, dan dalang lokal, Ki Bowo Asmoro, merupakan upaya dan partisipasi TNI dalam melestarikan seni budaya daerah.(Foto:SN/aed)


SAMIN-NEWS.COM  PATI – Saat menggelar adegan Limbuk-Cangik dalam pergelaran wayang kulit memeriahkan tasyakuran peringatan Ke-73 HUT TNI Kodim 0718 Pati, dalang Ki Bowo Asmoro sempat menyinggung munculnya sentuhan seni budaya daerah ini ternyata lebih banyak dibanding daerah lain. Hal itu bisa diwujudkan karena adanya pelaksanaan program Gerakan Seniman Masuk Seoah (GSMS).
Gerakan yang sudah berlangsung selama ini, adalah merupakan suatu upaya dari Bidang Kebudayaan Dinas Pendikan dan Kebudayaan Kabupaten Pati, sehingga para seniman pun ikut terpanggil untuk tetap melestarikan seni budaya daerah. Jika daerah lain untuk anak yang berlatih menabuh gamelan hanya  ada paling banyak 15 orang, di Pati sudah mencapai 45 orang lebih.
Demikian pula, katanya lebih lanjut, untuk anak-anak yang berminat belajar pedalangan seperti Hilal, murd Kelas VI SD Negeri 1 Maitan, Kecamatan Tambakromo jumlahnya juga sudah cukup banyak. Apalagi dia sendiri juga mengelola upaya tersebut, termasuk mendidik anak-anak penabuh gamelan di sanggar Asmoro Laras.
Hal itu tentu memunculkan dampak positif, karena anak-anak tersebut sudah sejak dini dikenalkan 
pada seni budaya daerah sendiri, karena anak-anak sekarang lebih cenderung sibuk dengan dirinya sendiri melalui aktivitas hp android yang dimiliki. ”Akan tetapi, ketika disentuh dan diajak mengenal seni budaya daerah sendiri pun cukup mempunyai ketertarikan,”ujarnya.
Selain dalam masalah seni pedalangan, katanya lagi, untuk seni yang lain seperti tari, dan juga kesenian trtadisional panggung, yaitu ketoprak juga diminati. Akan tetapi, jumlahnya belum maksimal sehingga GSMS yang mengelola seni pertunjukan tradisional itu mempunyai daya tarik tersendiri.
Di sisi lain, untuk para dalang yang tergabung dalam Pepadi, tiap satu bulan sekali juga diberi kesempatan secara bergantian tampil menggelar pertunjukan di halaman pendapa kabupaten. Semua itu tentu berkat munculnya sentuhan dan perhatin khusus dati Bupati dalam upaa untuk tetap menjaga ledtarinya seni budaya daerah.
Tanpa adanya kepeduian dan perhatian yang cukup besar itu sudah barang tentu, pergelaran wayang kulit tentu tdak bisa terselenggara secara rutin. Karena itu, dampak dari adanya GSMS ini  menjadikan sentuah terhadap seni budaya daerah benar-benar bisa lebih berkembang dan terjaga pelestariannya.
Karena itu, pihaknya pun mengucapkan terima kasih atas upaya yang telah dimulai dan dilakukan oleh bidang kebudayaan. ”Terima kasih kami juga kepada Pak Bupati, dan mengharap agar upaya-upaya yang sudah dilakukan dalam melestarikan seni budaya daerah sendiri ini bisa lebih ditingkatkan,”katanya.(sn) 
Previous post Hadiah Peringatan Ke-73 HUT TNI Kodim 0718 Pati Spesialis Juara Kedua
Next post Bersama Barongsai Gusdurian Himpun Bantuan untuk Palu

Tinggalkan Balasan

Social profiles