Tempel Tiga Batang Bibit Pohon Jadi Satu Dikenalkan Sako Pramuka Penegak FWP

Praktik menempel tiga batang bibit pohon durian tengah diajarkan kepada anggota Satuan Komunitas (Sako) Pramuka Penegak Forum Wartawan Pati (FWP) yang berpangkalan di Kampus Kehidupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Sukoharjo, Kecamatan Margorejo. Peti.(Foto:SN/aed)


SAMIN-NEWS.COM  PATI-Bagi siapa saja yang berkeinginan untuk belajar tentang pembibitan pohon, khususnya pohon buah-buahan silakan bergabung dengan anggota Satuan Komunitas (Sako) Pramuka Penegak Forum Wartawan Pati (FWP). Pada sesi pekan ini yang tengah diajarkan adalah menempel tiga batang bibit pohon durian menjadi satu, untuk menciptakan pohon buah-buahan tersebut berbatang tiga.
Akan tetapi, pada saatnya harus ditanam maka dipilih bagian satu pucuk yang terbaik, sehingga dua pucuk lainnya harus dipotong. Dengan tiga batang bawah dan satu pucuk, maka akan didapatkan pohon buah durian itu berkaki tiga, sehingga kemampuan dan daya tumbuhnya akan maksimal karena sama saja suplai makanan dari akar tiga batang pokok cukup diserap oleh satu pucuk, maka rekayasa tersebut menjadi pilihan sebagai tambahan pengetahuan anggota Sako Pramuka Penegak FWP.
Hal itu dibenarkan instruktur/pembina Pramuka Penegak yang bersangkutan, Andik Aristiawan, karena dia berharap agar pramuka dewasa yang diasuh bisa banyak menimba pengetahuan di luar sekolah. Apalagi FWP sendiri juga melakukan rintisan yang mengarah pada kepedulian sosial-lingkungan, maka siapa saja yang bergabung benar-benar akan menjadi keluarga besar yang tidak hanya sekadar bisa berbicara, tapi tidak bisa berbuat sesuatu hal yang nyata.
Salah satu contoh, pada musim kemarau seperti sekarang banyak yang berteriak kekurangan air tapi tidak pernah melakukan  upaya bagaimana agar cadangan air tanah yang tersimpan tidak hilang atau merembas pada kedalaman. ”Solusinya, ya mari kita bersama-sama menanam pohon di kawasan lingkungan kita,”ujarnya.
Sebab, masih kata dia, siapa pun sebenarnya mengetahui bahwa akar-akar pepohonan yang besar tentu akan lebih banyak mampu menyimpan kandungan air di bawahnya saat berlangsung musim penghujan. Rusaknya banyak mata air faktor penyebab utamanya, adalah penebangan pohon secara sembarangan dengan berbagai alasan, tapi tak diikuti dengan upaya penanaman kembali.
Padahal dengan banyak pohon-pohon pelindung maupun peneduh juga sangat bermanfaat untuk tetap menjaga ketersediaan oksigin yang kita hirup sehari-hari itu benar-benar bersih. Akan tetapi pemahaman yang sederhana ini tak jarang yang konsisten untuk selalu melakukan penanaman pohon yang tidak hanya sekadar menanam tapi harus diikuti pula dengan upaya pemeliharaan.
Upaya dan gerakan menuju ke arah itu sudah dirintis FWP bersama Sako Pramuka Penegak dan partisipan lainnya sejak satu tahun lalu, dan tahun ini akan lebih difokuskan pada Gerakan Orang Tua Asuh Pohon (GOTAP) pada 28 Oktober mendatang. Di sela-sela persiapan itulah, pemberian bekal tentang upaya merekayasa bibit tanaman buah-buahan pun dilakukan.
Tidak hanya itu, pengetahuan lain yang disampaikan kepada para pramuka dewasa ini adalah pembelajaran tentang jurnalistik. ”Mulai Sabtu mendatang juga mulai diberangkatkan kelompok penelusur sejarah tiap desa di Kabupaten Pati yang sudah barang tentu sudah mejadi bagian dari budaya masyarakat desa yang bersagkutan, tapi belum dilakukan pencatatan sebgai bahan pustaka,”imbuhny.(sn)
Previous post Sejumlah Alumni Tahun 1984 SMP Negeri 3 Pati Berkunjung ke Kampus Kehidupan TPA
Next post Kapolres Pati AKBP Uri Nartanti Istiwidayati

Tinggalkan Balasan

Social profiles