IPAL TPA Model Sanitary Landfill Semakin Tak Terurus

Begini kondisi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di TPA model ”Sanitary Landfill” di Desa Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Pati yang dipastikan mengalami kegagalan teknis konstruksi dan gagal fungsi.(Foto:SN/aed) 

 SAMIN-NEWS.COM  PATI-Hampir satu tahun masa pemeliharaan proyek Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah model ”Sanitary Landfill” Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Pati, khusus untuk Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dipastikan mengalami kegagalan teknis konstruksi. Akibatnya, instalasi tersebut secara teknis pun mengalami gagal gfungsi.
Hal tersebut bisa dilihat pada saat permukaan air limbah dari tempat penimbunan sampah di bak pertama naik ke permukaan sampai melebihi di atas pipa, maka seluruh bak (6) unit kemasukan air limbah dari bak pertama. Dengan demikian, sistem pengolahan air limbah toidak bisa berproses sampai memenuhi batas toleransi standar air buangan.
Apalagi, kata saah seorang pemerhati fasilitas piublik di Pati, M Hadi (47), jika musim penghujan selalu menjadi ancaman sistem bekerjanya IPAL itu. Yakni, katanya lagi, dia pernah mencermati langsung di lokasi pada saat musim penghujan, permukaan air limbah mengalami kenaikan maksimal karena mencaai ketnggian di atads pipa.
Dengan demikian, bak-bak pengolah pun kemasuan air limbah dari bak pertama, hal itu sama saja IPAL tersebut todak betfungsi maksimal. ”Sebab, air limbah di bak pertama lainnya komdisinya sama dengan yang ada pada bak pertama, sehingga hasil pengolahan tersebut tidak menghasilkan air buangan sesuai standar baku mutu yang disyaratkan,”ujarnya.
Kondisi tersebut akan semakin bertambah buruk, masih kata dia, ketika hujan terus menerus menggguyur, maka permukaan air limbah bertambah naik ke permukan di atas pipa yang terpasang di masing-masing bak. Faktor penyebabnya, selain masuknya air juga juga masih ditambah air hujan bercampur licit dari bak penimbunan sampah.
Di sisi lain, tingginya curah hujan di kawasan Lereng Timur Patiayam dan Muria tersebut juga menjadi ancaman terhadap konstruksi bangunan lain yang pelaksanaan pekerjaannya jatu rekanan cukup terkenal dari Semarang. Sebab, proyek senilai tidak kurang ari Rp 15 miliar tersebut, dikwlola olwh Satker Provinsi Jawa Tengah.
November tahun lalu (2017) proyek pembuatan talut penguat tepi kali yang satu paket dengan TPA ”Sanitary Landfill” pernah diporakporandakan hantaman luapan air dari hulu alur kali itu. Karena hal itu dilaporkan sebagai akibat bencana alam, maka rekanan yang bersngkutan dibebaskan dari masa pemeliharaan.
Akan tetapi untuk paket proyek lain yang juga menjadi tanggung jawab rekanan  itu, seoerti lubang penimbunan sampah, bak IPAL, akses jalan juga terjadi pembiaran alias tidak dilakukan pemeliharaan. ”Namun anehnya, dalam satu tahun ini di lokasi kawasan lubang penimbunan justru dialokasikan dua paket proyek berturut-turut, yaitu pembuatan bronjong pengganti talut penguat yang runtuh dihantam luapan air.”
Ditanya berkait paket proyek bantuan fasilitas yang menjadi tanggung jawab pihak Satker, Kepala Bidang (Kabid) Kebersihan dan Pertamanan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Pati, Noorazid mengatakan, sebagai pihak penerima paket bantuan proyek tersebut sampai sekara secara resmi belum pernah menerima penyerahan proyek itu. ”Kelihatannya, untuk masa pemiliharaan oleh rekanan yang besangkutan belum berakhir,”katanya.(sn) 
Previous post Pengganti Antarwaktu Anggota Dewan Cukup Mengucapkan Janji
Next post KPU Keluarkan Ketentuan Desain Surat Suara

Tinggalkan Balasan

Social profiles