Warga pemilik lahan tegalan di luar kawasan lingkungan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Sukoharjo, Kecamatan Margrejo, Pati, mulai ”pemanasan” untuk menanam pohon dari bibit yang disediakan Forum Wartawan Pati (FWP).(Foto:SN/aed)
SAMIN-NEWS.COM PATI-Dua hari berturut-turut di kawasan lingkungan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Pati mulai diguyur hujan meskipun tidak terlalu deras. Akan tetapi pemiliok lahan tegalan mulai melakukan ”pemanasan” untuk ikut menanam pohon karena pengaruh hal sama yang dilakukan Forum Wartawan Pati (FWP) bersama Satuan Komunitas (Sako) Pramuka Penegak yang berpangkaln di lingkungan tersebut.
Mereka memilih untuk menanam pohon yang produktif, utamanya jenis sengon karena sebagai tanaman peneduh dan juga bisa dijadikan komuditi. Sebab, hanya sekitar 1 kilometer dari lokasi TPA kini tengah bersiap-siap berdiri sebuah pabrik kayu lapis, sehingga sekitar lima tahun ke depan pemilik tanaman jenis itu sudah bisa sebagai penyuplai bahan baku.
Dipilihnya pohion jenis tersebut, kata salah seorang petani yang lahan tegalannya berbatasan dengan TPA, Sumo Kasri (60), untuk sementara tanaman tersebut ditanam di bagian tepi sekeliling lahan. Sebab untuk lahan utama, khusus ditanami ubi kayu yang juga sudah mulai dilakukan serentak para pemilik lahan lainnya, menusul mulai datangnya musim penghujan.
Dengan demikian, saat tanaman sengon mulai tumbuh sekitar satu meter ubi kayu pasti terlebih dahulu sudah bisa ditanam. ”Jika lahan utama dikhususkan untuk tanaman ubi kayu, karena jika ditanami pohon berdaun rimbun akan menutup tanaman di bawahnya, sehingga ubi kayu kelihatan subur tapi tidak ada isinya,”ujarnya.
Hal itu dibenarkan petugas pengelola Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) dari Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabuoaten Pati, Wiryo. Pihaknya, kata dia, juga mulai menjalin kemitraan dengan FWP untuk bersama-sama menghijaukan lingkungan instalasi tersebut, karena letak lokasi berada di paling tepi sebelah barat.
Lokasi tersebut berbatasan dengan alur kali, sehingga bagian tepi tersebut cocok dengan tanaman jenis sengon. Sedangkan pada pada bagian alur kali yang menikung tajam, untuk sidi hulunya akan ditanami rumpun bambu jenis petung, karena FWP juga mempunyai ketersediaan bibit tersebut sehingga harapan ke deoan, sepanjang tepi alur kali yang menikung agar tidak mudah tergerus air, maka rumpun bambu akan menjadi penahannya.
Mengingat lokasi IPLT, tepat di depannya adalah perbukitan timbunan sampah di zona non-aktif maka tanaman peneduh paling cocok adalah jenis trembesi. Bibit juga sudah disediakan oleh FWP, dan target tanam di lingkungan IPLT paling lambat awal atau pertengahan Januari mendatang juga harus tuntas,
Apalagi upaya penataan kawasan TPA dengan ditanami aneka bibit pohon, maka kawasan lingkungan TPA ke depan benar-benar menjadi pusat pohon peneduh yang menjadi penyimbang kawasan tersebut. ”Karena itu dengan dilaksanakan program Gerakan Orang Tua Asuh Pohon (GOTAP) yang kami lihat sudah mulai berlangsung , hal itu diharapkan bisa mebjadi percontohan,”katanya.(sn)