Mantan Kapolres Pati, AKBP Uri Nartanti Istiwidayati bersama Kiai Happy Irianto dalam kesempatan Membingkai Kenangan Merajut Kebersamaan dengan banyak komunitas masyarakat Pati beberapa waktu lalu.(Foto:SN/aed)
SAMIN-NEWS.COM PATI – Tak lebih dari 8 bulan Pati mempunyai seorang Bhayangkari pengawal Kamtibmas, AKBP Uri Nartanti Istiwidayati yang harus mengakhiri tugasnya sebagai Kapolres Pati, untuk bergeser ke tempat tugas baru. Yakni, sebagai Kapolres Wonogiri yang sudah pasti pos tersebut harus segera ditempati.
Malam ini di Pendapa Kabupaten Pati tengah berlangsung lepas-sambut antara perempuan mantan Kapolres. yang bersangkutan dengan penggantinya, AKBP Jon Wesly Arianto. Dilihat dari kendaraan tamu yang parkir di halaman depan pendapa hingga luber ke pinggir jalan sepanjang depan Gedung DPRD, hal itu mengindikasikan dalam kurun waktu cukup singkat saat bertugas di Pati, banyak komunitas dan kelompok yang bisa diajak merajut kebersamaan.
Dengan demikian, ketika harus melepas rajutan kebersamaan tersebut, seorang Uri Nartanti Istiwidayati sepertinya merasa bahwa kebersamaan itu belum berakhir, dan memang seperti tak akan pernah berakhir, kendati barang satu dua hari ini Pati harus sudah ditinggalkan. Di antaranya, sudah barang tentu bagaimana di malam hari bersama kelompok Kampus Kehidupan di lingkungan Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) sampah Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Pati, hanya sekadar berasan sambil menikmati segelas kopi pahit, dan cemilan ubi godok.
Sampai sejauh itulah kesederhanaan dalam upaya merajut kebersamaan dengan banyak kelompok, tanpa herus mengedepankan formalitas seorang pejabat kepolisian negara. Tampaknya disadari benar, bahwa bahasa-bahasa persahabatan tulus itu tidak perlu mengedapankan formalitas, melainkan lebih mengutamakan nilai-nilai humanis antarmanusia.
Gaya dan model kepemimpinan yang ingin merengkuh semua lapisan masyarakat agar bisa bersama-sama menciptakan suasana kondusif, maka atas nama Bhayangkari Pengawal Kamtibmas, ternyata lebih tepat sasaran. Hal tersebut sudah barang tentu terlepas dari kekurangan dan kelebihannya sebagai sosok perempuan Kapolres.
Ketika ditanya, apa yang berkesan tentang Pati? Uri pun dengan tegas dan jujur menjawab, bahwa masyarakatnya yang rasa toleransinya luar biasa. Capaian kondisi seperti itu, adalah berkat kepemimpinan para pemuka umat, dan secara umum para pemuka masyarakat, sehingga bingkai dan kemasan tersebut menjadikannya sebagai pengalaman dan guru yang sangat berharga.
Ternyata ungkapan dan pernyataan tersebut sejalan dengan kacamata pandang, Kiai Happy Irianto ketika ditanya dalam kesempatan terpisah. Bahwa kondisi republik sekarang ini, masyarakatnya mulai tumbuh kesadaran akan pentingnya arti sebuah toleransi, sehingga tetap mampu membingkai kebhinekaan untuk kesatuan dan persatuan.
Menyikapi kondisi tersebut, maka jangan berharap bahwa siapa pun dan dari kelompok apa pun jangan coba-coba membingkai sikap intoleran. Sebab, di republik ini selamanya tidak pernah ada tempat untuk tumbuh dan berkembangnya pemunculan sikap dan perilaku intoleran, sehingga siapa pun dan kelompok mana pun harus menyadari bahwa hal itu hanyalah kesia-siaan.
Sedangkan kiai dari Kelompok Gusdurian ini, ketika mewakili komunitas dalam kesempatan merajut kebersamaan mengatakn, bahwa selama ini Kapolres yang dalam keseharian hubungannya sudah seperti adik sendiri, hanyalah perempuan mantan Kapolres Pati. Siapa lagi jika tidak AKBP Uri Nartanti Istiwidayati.(Ki Samin)