Bahu Ruas Jalan Sukolilo-Wotan Berantakan Dihantam Gelontoran Air Hujan

Kondisi bahu ruas jalan Sukolilo-Wotan yang dipadatkan dengan material batu pecah, akhirnya berantakan dihantam gelontoran air hujan.(Foto:SN/aed)


SAMIN-NEWS.COM  PATI – Maksud rekanan pemenang tender proyek peningkatan ruas jalan kabuoaten, antara Sukolilo-Wotan lewat Desa Baturejo, Kecamatan Sukolilo, Pati, sebenarnya baik. Sebab, penataan bahu jalan berbeton tersebut menggunakan material batu pecah, tapi upaya pemadatannnya tidak maksimal.
Akibatnya, ketika turun hujan deras dan terjadi gelontoran air yang melewati saluran di sebelahnya limpas ke permukaan jalan, maka material tersebut berantakkan dihantam air dari hulu. Dalam beberapa kali turun hujan di wilayah tersebut, khususnya sukolilo membawa gelontoran air cukup deras dari kawasan Pegunungan Kendeng.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun, faktor faktor penyebabnya tak lain kawasan opegunungan tersebut sekarang ini banyak yang gundul. Bahkan, akibat perilaku masyarakat yang sengaja menanami kawasan itu dengan tanaman semusim, baik itu jenis ubi kayu maupun jagung maka dampaknya sudah dirasakan saat terjadi hujan deras.
Beberapa waktu lalu, kawasan lereng pegunungan itu, khususnya di Dukuh Kemisik, Desa/Kecamatan Sukolilo juga terjadi gelontoran air bercampur tanah dan pecahan batu. Setelah gelontoran itu masuk ke alur kali dan limpas, maka gelontoran air tersebut melebar ke mana-mana sehingga sampai pula di antara Sukolilo-Baturejo.
Khusus yang disebut terakhir, salah satu dampak dari kondisi tersebut dialami rekanan yang tengah mengerjakan proyek ruas jalan tersebut. ”Bahkan material untuk memperkuat bahu jalan berbeton itu, ada yang sampai masuk ke areal tegalan milik warga,”ujar salah seorang, S Jadi yang hampir tiap hari melintas di ruas jalan itu.
Kendati sudah menbgunakan alat penggilas, tapi hasil pemadatan material untuk bahu jalan tetap tidak maksimal. Terbukti ketika digelontor derasnya air hujan dari hulu, materioal batu pecah untuk pemadatan bahu jalan pun beratakan.(Foto:SN/dok-aed)

Jika uoaya perbaikan saat ini masih menggunakan cara yang sama, katanya lagi, maka jika nanti terjadi gelontoran air hujan dari hulu dan kembali limpas ke jalan, hal sama pasti tak bisa dihindari. Sehurusnya, pemadatan bahu jalan tersebut tidak perlu menggunakan batu pecah tapi bisa memanfaatkan meterial batu puitih yang ybanyak digali dari pegunungan kendeng.
Hanya untuk pemadatannya tidak bisa dari tumpukan langsung diratakan, tanpa melalui penggilasan alat berat. Karena bahu jalan tersebut lebarnya sangat terbatas, karena kiru dan kanan terdapat saluran yang asal-asalan, maka dalam melaksanakan pekerjaan tersebut harus benar-benar maksimal, yaitu penggikasa batunya tahap demi tahap.
Jika dirasakan sudah benar-benar padat, baru bagian atasnya ditutup dengan batu pecah ukuran kecil dicampur pasir. ”Akan tetapi ada yang menyarankan, batu pecah untuk penguatan bahu jalan itu dimasukkan ke dalam karung, agar saat terkena gelontiran derasnya air hujan dari hulu material tetap aman.”
Pelaksana lapangan rekanan yang bersangkutan, Tari, ketika ditanya berkait hal tersebut tidak mengelak, dan uoaya maksimal untuk melaksanakan pekerjaan itu sudah dilakukan. ”Untuk saat ini perbaikan bahu jalan di lokasi tersebut harus kembali kami lakukan,”katanya.(sn)
Previous post KPU Tetapkan DPT Hasil Perbaikan Kedua
Next post Sedikit Berbuat Itu Lebih Baik Ketimbang Banyak Bicara

Tinggalkan Balasan

Social profiles