Bupati Tidak Rela Pati Disebut Kota Pensiun

Bupati Pati Haryanto.(Foto:SN/aed)


SAMIN-NEWS.COM  PATI – Saat hadir bersama jajaran Forkopimda pada Pengukuhan Forum Wartawan Pati (FWP), Selasa (18/12) kemarin, di kawasan Kampus Kehidupan Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) sampah Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Pati, Bupati Haryanto menegaskan tidak rela jika Pati disebut sebagai Kota Pensiun. Sebutan itu harus dihapus dan dihilangkan oleh seluruh masyarakat Pati, karena sekarang kondisinya sudah jauh berbeda.
Hal itu, katanya, bisa dilihat dari dinamika masarakat yang selalu bergerak dan aktuf di semua lini dan ruang-ruang sektor kehiduan yang memang menuntut peran semua pihak. Demikian pula, indikator itu juga bisa dilihat dari menurun drastisnya angka kemiskinan yang semula mencapai 13 persen di tahun 2012, tapi sekarang tinggal 9,6 persen.
Sebab, dalam menyikapi permasalahan tersebut pihaknya selalu mencari formula yang tepat bagaimana upaya menurunkan angka kemiskinan yang rasanya sangat sulit itu. Ternyata dari upaya tersebut akhirnya membuahkan hasil, dan data angka ini bukan pihaknya membuat atau menentukan melainkan berdasarkan data resmi yang dikeluarkan oleh BPS.
Karena itu, untuk mempercepat proses penurunan angka kemiskinan di Pati pihaknya kini segera melaukan penyisiran hingga ke desa-desa sasaran. ”Hal tersebut untuk dilakukan pendataan per nama, dari jumlah yang masih tersisa 123.196 untuk langsung dilakukan penananganan yang lebih komprehensif melalui formula yang benar benar tepat,”ujarnya.
Melalui upaya dan kerja keras itulah, katanya lagi, jangan lagi Pati disebut-sebut sebagai Kota Pensiun. Sebab, gerak masyarakat yang cukup dinamis itu hampir sepanjang malam Pati ini sebagai kota yang tidak pernah tidur, hal itu bisa dilihat di pasar-pasar tradisional kegiatan perekonomian terus berputar selam 24 jam.
Di Pasar Puri Kota Pati, misalnya, para pedagang tidak hanya beraktivitas berjualan pada pagi hari saja, melainkan hingga sore. kemudian berlanjut pada malam hingga dini hari, dan kembali lagi pada pagi harinya, sehingga hal tersebut mempengaruhi dinamika pasar tradisional yang laik, di antaranya Pasar, Juwana, dan Pasar Trangkil.
Belum lagi dinamika malam masyarakat yang membuka kegiatan usaha kuliner, seperti berjualan nasi gandul juga membuka usahanya mulai pagi, siang, malam hingga dini hari dan kembali lagi di pagi hari. Hal itu belum lagi dinamika masyarakat dengan aktivitasnya, dan juga prestasi yang berhasil dicapai bersama seluruh jajaran OPD, semuanya cukup membanggakan.
Belum lagi, aktiuvitas masyarakat yang dilakukan dalam komunitas jumlahnya cukup banyak sehingga hampir setiap hari tak pernah sepi aktiviyas. ”Hal tersebut termasuk apa yang dilakukan wartawan yang melakukan aktivitas di TPA, untuk melakukan gerakan sadar menanaman pohon,”imbuhnya.
Hadir dalam kesempatan tersebut, selain jajaran Forkopimda, baik itu Kajari Pati, Dedi Koesnomo juga Kasdim 0718 Pati, Mayor Inf Solichin da yang mewakili Kapolres Pati. Tak ketinggalan Wakil Bupati Saiful Arifin bersama Sekda, Suharyono juga menyempatkan hadir. Bahkan Bupati Haryanto juga menyebut satu per satu pimpinan OPD maupun yang mewakili, semuanya hadir.(sn) 
Previous post Pohon Gaharu Bisa Tumbuh; Hal yang Luar Biasa
Next post Tiga CSR Perusahaan Terima Piagam GOTAP

Tinggalkan Balasan

Social profiles