Mengakhiri Rangkaian Akhir Tahun; FWP Gelar Pentas Ketoprak Gabungan

Beberapa adegan pergelaran ketoprak dalam lakon ”Ki Ageng Kemiri” oleh grup Ketoprak Laras Budaya Pati.(Foto:SN/dok-lb-aed)

SAMIN-NEWS.COM PATI – Mengakhiri rangkaian kegiatan program di Tahun 2018, Forum Wartawan Pati (FWP) yang selama ini aktf berkontribusi dalam masalah sosial dan budaya mengakhirinya dengan menggelar pergelaran ketoprak gabungan. Hal itu sebagai embrio rencana pendirian grup ketoprak baru, ”Pawarta Budaya.”

Gagasan tersebut muncul di tengah-tengah pelaksanaan Gerakan Sadar Menanam Pohon dan Gerakan Orang Tua Asuh (GOTAP) yang baru berhasil dituntaskan beberapa hari lalu, sehingga upaya ikut melestarikan budaya lokal berupa seni panggung baru bisa dilaksanakan sekarang. Uji kemampuan akan hal itu,semalam tengah dipersiapkan, yaitu pementasan ketoprak di halaman Kantor Setda Pati.
Pementasan ketoprak gabungan antara anggota FWP dan anggota DPRD Pati tersebut, kata Wakil Ketua FWP Wicaksono Adiprabowo Yekti,  dijadwalkan, Jumat (28/12) malam dengan membesut sebuah cerita ”Ki Ageng Kemiri”.  Yakni, sisi cerita tentang Pati yang selama ini hampir tak pernah terjamah dalam seni pertunjukan panggung tradisional, ketoprak.
Dari membaca judul cerita tersebut, sudah barang tentu mendudukkan seorang penguasa pada masanya yang banyak dengan sebutan Ki Gede. ”Nama-nama Ki Gede yang cukup dikenal masyarakat Pati selama ini selain Ki Gede Rogowongso, tentu ada pula Ki Gede Jiwonolo, Plangitan, Soko (Soko Kulon), Jambean, Bibis, Kaliampo, Payang, Siman, Ngepung, Pondowan, dan masih banyak lagi,”ujarnya.
Tumpukan batu inilah yang ditengarai sebagai kuburan Ki Ageng Kemiri yang lepas dari perhatian, di Dukuh Kemiri, Desa Sarirejo, Kecamatan Kota Pati.

Akan tetapi, katanya lagi, Ki Ageng Kemiri sebagai penguasa wilayah tersebut selain Kemiri sebagai awal pusat pemerintahan, memang jarang sekali disebut-sebut. Nama aslinya, adalah Harjosari atau Josari, orang asal sisa-sisa jauh setelah runtuhnya Kerajaan Mojopahit yang eksodus ke barat menuju ke pusat pemerintahan baru di masa Kerajaan Islam berkembang di Jawa, khususnya Jawa Tengah.
Sampai di pusat pemerintahan Kemiri, akhirnya menikah dengan adik perempuan Ki Ageng Penjawi, Rara Jenar yang mendapat swebutan pula sebagai Nyi Ageng Kemiri. Salah satu dari putri Ki Ageng Kemiri, adalah Rara Suli, dan berawal dari sinilah konflik terbangunnya besutan cerita ini, karena pada masa itu perkawinan sedarah (antarkeluarga) tak bisa dihindari.
Salah satu di antaranya, yaitu perkawinan Rara Suli, putri Ki Ageng Kemiri dengan Wasis, putra Ki Ageng Penjawi. Dengan demikian, perkawinan itu terjadi antara adik dan kakak sepupu, karena itu untuk menyimak lebih lanjut bagaimana cerita tersebut dibesut, hasilnya bisa ditonton dalam pertunjukan seni panggung ini, pada Jumat malam nanti di halaman Kantor Setda Pati.
Pemeran para tokoh cerita yang disutradarai, Yoyok alias Kecik ini, akan menampilkan beberapa anggota Komisi D DRD Pati, yaitu Sri Endah Wahyuningati (Nyi Ageng Kemiri), Djamari Ridwan (Baron Skeber), dan Budiyono (Ki Gede Jambean). ”Untuk pemeran Ki Ageng Kemiri, dipercayakan langsung kepada Ketua FWP, Alman Eko Darmo,”imbuh Wicaksono Adiprabowo Yekti.(sn)

Previous post Perpanjangan Hari Kalender Taman Bandeng Sampai 26 Desember
Next post Penataan Lokasi PKL KPH Pati Tahap Finishing

Tinggalkan Balasan

Social profiles