Inilah taman di lingkungan replika ikan bandeng raksasa ujung barat Jalur Lingkar Selatan (JLS) Pati, di Desa Sokokulon, Kecamatan Margorejo, Pati yang dipastikan tidak tuntas pengerjaannya, kendati perpanjangan hari kalender akan berakhir Selasa (25/12) besok.(Foto:SN/aed)
SAMIN-NEWS.COM PATI – Sub pekerjaan taman di lingkungan Taman Bandeng ujung barat Jalur Lingar Selatan (JLS) Pati, di Desa Sokokulon, Kecamatan Margorejo, Pati, dipastikan tidak akan terselesaikan. Sebab, perpanjangan hari kalender kerja selama 10 hari sejak Minggu (16/12) lalu akan berakhir, Selasa (25/12) besok.
Akan tetapi, sampai Senin (24/12) hari ini taman dengan tanaman hias di lingkungan replika patung ikan bandeng raksasa tersebut, masih terdapat areal lahan yang kosong. di antaranya pada sisi tengah sebelah timur, dan tepat di bawah replika patung ikan bandeng, dan juga beberapa titik lokasi lainnya sehingga masih membutuhkan waktu lebih dari satu hari setelah hari kalender perpanjangan berakhir besok.
Di sisi lain, kata salah seorang pemerhati fasilitas publik di Pati, M Hadi, dari sisi pengadaan tanaman hias juga lebih didominasi jenis perdu. Kendati tanaman hias tersebut berbunga, tapi dari sisi keindahan hasilnya kurang maksimal, di antaranya ada perdu jenis kacang-kacangan, dan sangat minim dengan bebatuan buatan.
Besar kemungkinan, perencana maupun desainer taman tersebut berasumsi dengan tanaman bunga jenis perdu akan lebih mudah untuk merawatnya, karena bila saat awal ditanam tidak bisa tumbuh atau justru mati akan lebih mudah dilakukan penyulaman. ”Akan tetapi seharusnya konsep sebuah ”landscape” taman hendaknya tetap dipertimbangkan,”ujarnya.
Salah satu sisi timur areal untuk taman di lingkungan Taman Bandeng yang belum digarap secara total, dan bahkan ditumbuhi rumput teki.(Foto:SN/aed)
Apalagi, masih kata dia, jika itu sebuah taman yang didanai dengan alokasi biaya cukup besar karena mencapai Rp 3,8 miliar seharusnya semua yang berkait dengan sub-sub pekerjaan pembiayaannyanya juga dimaksimalkan. Atau pihak perencana lebih menitikberatkan unsur artistik, meskipun dengan tanaman minimalis.
Contoh untuk itu sebenarnya sudah ada, yaitu di Taman Stasiun Puri Pati yang tidak ”ramai” oleh tanaman bunga jenis perdu. Akan tetapi dari sisi artistik justru lebih tepat dibanding dengan tanaman bunga jenis kebanyakan, mengingat pusat titik pandang sebenarnya tersentra pada replika ikan bandeng raksasa
Selain itu, dia juga tidak melihat bahwa dalam perencanaan pembangunan taman secara keseluruhan tidak terdapat pagar pengaman di sekelilingnya. Padahal itu merupakan bagian terpenting untuk menjaga dan menghindari terjadinya kerusakan, khususnya tanaman maupun bagian unsur fasilitas pendukung ainnya.
Sebab, hal itu menyangkut budaya perilaku masyarakat kita bahwa kecenderungan merusak fasilitas umum yang disediakan pemerintah justru merasa bangga, karena merasa sebagai pemberani. ”Padahal fasilitas tersebut dibangun dengan uang rakyat, sehingga semua masyarakat seharusnya ikut menjaga secara bersama-sama, misalnya tidak mempunyai kepedulian, lebih baik dalam menyikapinya adalah diam, bukan sebaliknya cenderung merusak,”katanya.
Ditanya berkait tidak tuntasnya pelaksanaan pekerjaan taman pada hari akhir perpanjangan, rekanan sub-pekerjaan tersebut, Edi tidak mengelak. ”Akan tetapi kami akan mencoba memaksimalkannya hingga Rabu (26/12), dengan sistem lembur jika cuaca baik.”(sn)