29.000 Ton Beras Hasil Serapan 2018 Menumpuk di Gudang Bulog Sub-Divre Pati

Kepala Bulog Sub-Divre Pati Muhammad Taufik.(Foto:SN/aed)


SAMIN-NEWS.COM  PATI – Memasuki awal Tahun 2019 stok beras hasil serapan pengadaan Tahun 2019 oleh Bulog Sub-Divre Pati masih menumouk di beberapa gudang sebanyak 29.000 ton. Hal itu memaksa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut  harus mencari terobosan, untuk bisa menyalurkan beras kualitas medium sebanyak itu.
Sebab, dalam melaksanakan tugas pemerintah Bulog adalah sebagai pemasok ketersediaan bahan pangan, utamanya beras, dan sekaligus sebagai pengendali stabilitas harga pangan tersebut. Untuk melaksanakan tugas itu, saat ini Bulog harus membiayai sendiri semua unit kegiatan usahanya sehingga upaya mencari berbagai terobosan komersial harus dilakukan.
Hal tersebut mengingat, kata Kepala Bulog Sub-Divre Pati, Muhammad Taufik saat melaksanakan Kegiatan Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga Beras Medium, di Gudang Bulog 204, Kamis (3/1) 2019 kemarin, pemerintah tidak lagi mengalokasikan anggaran untuk Perum Bulog. Karena itu, semua pembiayaan operasional kegiatan harus ditanggung sendiri.
Karena itu, pihaknya mengusulkan dalam mengemban amanat dari pemerintah sebagai penyangga ketersediaan stok pangan nasional dan juga pengendalian harganya, agar tidak terjadi inflasi di daerah maka ketersedian ”outlet” penjualan harus didukung ketersediaannya oleh pemerintah. Dengan demikian, masyarakat yang membutuhkan bahan pangan bisa mengakses langsung ke tempat-tempat penjualan tersebut.
Sedangkan terobosan yang dilakukan sekarang, yaitu terus melakukan pelayanan penjualan komersial ke pusat-pusat yang menjadi sasaran, atau melayani permintaan langsung. ”Semua itu harus dilakukan agar eksistensi Bulog di mata masyarakat tetap berperan sesuai tugas pokok dan fungsinya,”ujarnya.
Bersama Sekda Pati Suharyono saat melepas kendaraan pengangkut beras medium dalam kegiatan Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi harga beras medium, di Gudang Bulog 204 Kamis (3/1) kemarin.(Foto:SN/aed)
Berkait dengan ketersediaan stok beras di gudang Sub-Divre yang masih sebanyak 29.000 ton, katanya lagi, untuk penyalurannya melalui sistem kegiatan langsung terjun ke sasaran, yaitu di desa-desa yang membutuhkan. Karena itu, pihaknya berterima kasih kepada pemkab setempat yang sudah merekomendasikan hal tersebut.
Apalagi, jika mengingat bahwa sekitar pertengahan atau akhir Februari sudah mulai berlangsungnya musim panen padi petani hasil musim tanam (MT) pertama. Sehingga sampai bulan berikitnya (Maret) akan diikuti dengan panen raya, dan pihaknya juga mendapat tugas kembali melaukan serapan pangadaan Tahun 2019.
Jika stok hasil serapan 2018 tidak segera tersalurkan, maka daya tampung space gudang tidak maksimal. Di sisi lain, pihaknya juga harus bersiap-siap untuk melakukan antisipasi menurunnya harga pembelian produk panenan padi pada saat panen raya, dan masalah klasik tersebut akan selalu terulang tiap tahun.
Di sisi lain dari ketersediaan barang atau produk panenan padi petani yang berlangsung secara bersamaan, lebih-lebih ha itu juga diikuti dengan tingginya curah hujan. Karena itu, uoaya menstabilkan harga jual hasil panenan petani harus dilakukan, tapi yang menjadi kendala saat stok serapan hasil pengadaan 2018 tidak maksimal adalah kesiapan space gudang.
Padahal, untuk serapan pengadaan produksi panenan petani tahun ini adalah sebanyak 58.000 ton setara beras. ”Karena itu, stok beras serapan hasil pengadaan tahun lalu yang masih tersisa harus bisa segera tersalurkan, dan itulah kendala yang sampai sekarang masih harus kami hadapi,”imbuh Muhammad Taufik.(sn) 
Previous post Ganyang Penyebar Berita Bohong Pemilu
Next post ORMAS DI IJINKAN PERPRES 16 TAHUN 2018 DIJABARKAN LKPP PERLEM NO.7 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PENGADAAN BARANG/JASA

Tinggalkan Balasan

Social profiles