Para pekerja dikerahkan untuk mempercantik tembok pagar batas keliling lokasi penataan PKL di bekas Tempat Penimbunan Kayu (TPK) Perhutani KPH Pati.(Foto:Sn/aed)
SAMIN-NEWS.COM PATI – Sadar dan paham benar bahwa pedagang kaki lima (PKL) adalah bagian dari para pelaku ekonomi sektor nonformal, maka Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati, dalam upaya menata ruang tempat kegiatan usahanya tidak hanya asal-asalan. Karena itu, alokasi anggaran miliaran rupiah pun digelontorkan, untuk membangun fasilitas tersebut.
Dengan demikian, upaya memundahkan para PKL yang selama ini menempati kawasan Alun-alun Simpanglima, Jl P Sudirman, dan Jl Pemuda Pati, adalah seuatu kebutuhan yang tidak hanya asal dipindahkan. Sehingga lokasi pengganti untuk tempat mereka pun dipersiapkan secara maksimal di bekas TPK Perhutani KPH Pati, dan bahkan terus dikawal oleh jajaran pihak berkompeten terkait.
Dari pantauan proses selama sepekan terakhir ini, upaya menata lingkungan lokasi tersebut tidak perlu menunggu waktu dalam melengkapai apa yang dirasakan masih belum maksimal. Bahkan, Sekda Pati Suharyono selain mencermati dan memberi arahan langsung ke lokasi juga melakukan rapat koordinasi dengan semua jajaran terkait.
Khusus yang disebut terakhir, adalah pelaksanaan uji coba rekayasa lalu lintas dengan membuka akses Jl Tunggul Wulung dan Jl P Diponegoro yang selama ini hanya dibuka satu arah menjadi dua arah. ”Akan tetapi, semua kendaraan jenis truk dari barat tidak lagi boleh masuk kota dengan melintas di kedua ruas jalan itu,”tandasnya.
Upaya menata pelataran sisi timur selatan juga dilakukan (atas) dan Sekda Pati Pati Suharyono memimpin rapat koordinasi soal rekayasa lalulintas, untuk membuka akses Jl Tunggul Wulung dan Jl Diponegoro menjadi dua arah (bawah).(Foto:SN/aed)
Sebab, katanya lagi, upaya pemkab membangun ruas Jalur Lingkar Selatan(JLS) Pati, adalah bertujuan agar kendaraan truk tidak lagi masuk dalam kota, maka sekarang saatnya kendaraan jenis itu masuk ke jalur tersebut. Akan tetapi yang perlu diperhatikan, adalah kelengkapannya baik rambu-rambu maupun lampu pengatur lalu lintas yang ada di Jl Diponegoro.
Menanggapi permasalahan, hal itu akan menimbulkan kesulitan bagi truk yang hedak menuju ke utara, maka perlu dicoba seepas dari JLS di pertigaan ujung timur, di Desa Widorokandang, Kecamatan Kota Pati, truk yang hendak ke utara belok kiri masuk ke jalan nasional Pati-Juwana. Berikutnya lurus ke barat sampai di pertigaan tugu petani kacang, masuk Jl Soponyono sampai pertigaan Ya’ik lurus ke Jl Kembang Joroyo, dan pertigaan RSU RAA Soewondo langsung lepas ke Tayu maupun Jepara.
Dengan demikian, ruas Jl Soponyono yang ke barat dan sudah dibuka dua arah menyambung masuk ke Jl Diponegoro. ”Jika dengan rekayasa tersebut memunculkan kendala, maka perlu dievaluasi lagi, karena dibukanya akses Jl Diponegoro menjadi dua arah, arus lalulintas dari utara, eerti Jl DrSusanto, Jl Penjawi, Jl Agil Kusumadya dan Jl Kolonel Sunandar bisa belok kanan (barat) demikian pula yang dari selatan.”
Ditambahkan, untuk fasilitas kelengkapan lain di lokasi pusat penataan PKL yang diberi nama Pusat Kuliner Pati juga akan terus dilakukan. Bahkan untuk menarik pengunjung di tempat itu dibuka pula panggung hiburan, karena prinsipnya barang-barang dagangan PKL jangan sampai tidak laku maka upaya menarik pengunjung harus dimaksimalkan.(sn)