Hati-hati di Trotoar Taman Bandeng

Trotoar sisi kanan arah menghadapnya replika ikan bandeng rasaksa, di ujung barat Jalur Lingkar Selatan (JLS) Pati, masuk Desa Sokokulon, Kecamatan Margorejo, Pati.(Foto:SN/aed)


SAMIN-NEWS.COM  PATI – Trotoar di sekeliling Taman Bandeng ujung barat Jalur Lingkar Selatan (JLS) Pati, di Desa Sokokulon, Kecamatan Margorejo, Pati memang bukan menjadi bagian proyek Taman Bandeng. Akan tetapi, hal itu justru bisa membuat kurang nyamannya para pengunjung terutama di malam hari.
Demikian pula bagi warga yang hendak berolahraga pagi sambil menikmati terbitnya matahari, hendaknya tetap hati-hati. Lebih-lebih yang memanfaatkan trotoar di sisi kanan ke mana arah replika ikan bandeng rasaksa itu menghadap, sehingga bagi yang dari timur ke barat dengan memanfaatkan trotoar tersebut untuk berlari lebih baik mengambil posisi agak ke kanan.
Dengan demikian, kata salah seorang pemerhati fasilitas publik di Pati M Hadi, risiko tersandung ”tonggak” potongan kayu bekas tiang penguat pagar keliling saat pelaksanaan pekerjaan berlangsung bisa dihindari.Sebab, di sepanjang tepi trotoar tersebut ternyata masih tersisa banyak ”tonggak” kayu bekas penyangga pagar yang dibongkar tidak tuntas setelah pelaksanaan proyek berakhir.
Padahal kayu untuk tiang penguat pagar keliling lokasi proyek oleh pekerja swengaja ditanam dengan membongkar ”paving block” yang terpasang dengan diperkuat pula adonan pasir dan semen. ”Akan tetapi setelah proyek berakhir dan pagar penutup lokasi proyek dibongkar, kayu-kayu bekas tiang penguat pagar tidak dibongkar secara total, melainkan hanya dipotong tidak maksimal,”ujarnya.
Taman di lokasi replika ikan bandeng rasaksa, di ujung barat JLS Pati tampak seperti belum tertanami secara maksimal akibat dampak dari pengunjung berswafoto di atas lokasi tanaman rumput, sehingga rumput taman yang baru ditanam pun terinjak-injak pengunjung pada saat menyosong datangnya Tahun 2019 beberapa waktiu lalu.(Foto:SN/aed)

Akibatnya, masih kata dia, bekas sisa kayu potongan untuk tiang pagar keliling lokasi masih banyak yang mencuat ke permukaan. Ha;l tersebut sangat membahayakan pengunjung yang lalau, menyusul telah menikmat keindahan taman itu di malam hari, bagi pengunjung yang berjalan di atas trotoar itu sewaktu-waktu tersandung tonggak bekas potongan tiang kayu bisa saja terjadi.
Apalagi, jika saat lewat di atas trotoar dengan berjalan kaki dan buru-buru maka risiko terjatuh atau terperosok masuk ke saluran air di sebelahnya pasti tak bisa dihindari. Karena itu, akan lebh baik jika tonggak kayu bekas tiang penguat pagar keliling tersebut dibongkar dan ”paving block”-nya kembali dipasang seperti semula.
Menjawab pertanyaan, M Hadi menambahkan, menurut catatan pihaknya dengan keberadaan Taman Bandeng di lokasi tersebut, masih banyak fasilitas pendukung harus benar-benar maksimal agar fasilitas umum yang dibangun dengan menghabiskan anggaran cukup besar mampu bertahan cukup lama.
Sedangkan satu hal yang juga kurang mendapat perhatian, adalah ketersediaan bak sampah di sepanjang tepi trotoar agar pengunjung tidak membuang sampah sembarangan. ”Bahkan  tempat sampah itu bisa difungsikan untuk menutup tonggak bekas potongan tiang kayu penguat pagar,”imbuh M Hadi.(sn) 



Previous post FILOSOFI PINTAR BISA MENJADI BODOH KARENA UANG
Next post Status RSU RAA Soewondo Tipe B Pendidikan

Tinggalkan Balasan

Social profiles