Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora Sigit Hartoko (kanan) bersama Sekda Pati, Suharyono dan beberapa kepala OPD lainnya, Jumat (18/1) hari ini meninjau dan mengecek bagian-bagian yang belum maksimal di lokasi penataan PKL, di bekas Tempat Penimbunan Kayu (TPK) Perhutani KPH Pati.(Foto:SN/aed)
SAMIN-NEWS.COM PATI – Bukti dan niat serta maksud baik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati dalam upaya menata pedagang kaki lima (PKL) dari Alun-alun Simpanglima, Jl P Sudirman, dan Jl Pemuda Pati, benar-benar serius, serta tidak asal-asalan.Karena itu, Jumat (18/1) hari ini, selain Sekda Pati Suharyono juga beberapa kepala OPD mengecek langsung persiapannya.
Di antaranya Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Pudjo Winarno, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Turi Atmoko, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Ahmad Faizal beserta sejumlah staf. Tak ketinggalan Kepala Dinas Transmigrasi Tri Haryama, serta Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga, Sigit Hartoko.
Dalam kesempatan tersebut kepala OPD yang disebut terakhir, begitu mencermati kondisi lingkungan di lokasi penataan PKL tersebut kepada Sekda langsung mengusulkan, salah satu di antaranya adalah penyediaan panggung untuk pentas kesenian. Ukurannya tidak perlu terlalu besar, tapi letak penempatannya sedikit lebih tinggi dibanding peletaran untuk penempatan tenda-tenda.
Tampilnya grup-grup kesenian, baik itu seni musik, termasuk siteran maupun cokekan yang menggunakan gamelan minamlis, membaca puisi atau gegurutan dan pementasan seni tradisional lainnya secara terjadwal, hal itu akan memberikan daya tarik tersendiri bagi para pengunjung. ”Dengan demikian, panggung tersebut juga bermanfaat sebagai ajang kreativitas para seniman lokal,”ujarnya.
Untuk penjadwal tampilnya grup-grup kesenian, termasuk dari kalangan pelajar, katanya lebih lanjut, serahkan saja kepada Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Bila perlu tampilnya anak-anak untuk berkesenian di pasar ini juga bisa dijadwalkan, misalnya diberi kesempatan pada tiap Minggu pagi.
Sebab, di lokasi ini para pedagang akan diberi kesempatan berjualan mulai dari pagi kembali ke pagi lagi, Sehingga yang lain, diatur jadwalnya tiap malam atau tiap sekali dalam sepekan bagi yang tidak mensyaratkan kontribusi, atau dalam kata lain mengamen di atas panggung karena seerti yang berlangsung di alun-alun, ada kalanya tiap Sabtu malam juga menjadi temoat tampilnya grup musik dari Ujungwatu, Jepara yang ngamen.
Ternyata respons pengunjung juga cukup bagus, dan dia juga menyarankan agar di lokasi tersebut harus bebas dari pengamen jalanan dan pengemis. ”Karena itu, bila perlu di tiap pintu masuk/keluar ada petugas yang menjaga, dan hal tersebut bisa ditemoatkan personel dari jajaran Satpol PP bersama Linmas desa setemoat, yaitu Desa Puri, Kecamatan Kota Pati.”
Atas usulan tersebut Suharyono juga langsung merespons, dan meminta pihak DPUTR untuk segera mengatur tempat untuk panggung kesenian terbuka itu. Sedangkan Kepala Bappeda Pudjo Winarno juga menyampaikan gagasan bila ada kegiatan jajaran OPD yang nonformal, seperti arusan juga mengambil tempat di lokasi tersebut.
Untuk konsumsi bisa mennggunakan sistem voucher dengan nilai nominal tertentu sehingga pilihan menu bisa menyesuaikan masing-masing. Hal tersebut pun direspons oleh kepala OPD yang lain.(sn)