Komisi C Desak Normalisasi Kali Juwana

Ketua Komisi C DPRD Pati, H Awi dan saat dengan Wakil Ketua DPRD setempat, H Joni Kurnianto bersama anggota ke Dirjen Sumber Daya Air (SDA) Kementrian PUTR.(Foto:SN/dok/adv/aed)

SAMIN-NEWS.COM  PATI – Tidak adanya kelanjutan normalisasi alur Kali Juwana setelah 2010 hingga sekarang, benar-benar mengundang keprihatinan para Wakil Rakyat khususnya Komisi C DPRD Pati. Karena. Karena itu, upaya mendesak tindak lanjut akan hal tersebut menjadi agenda utama tahun lalu (2018), termasuk penuntasan pembangunan Jalur Lingkar Selatan (JLS) Pati.
Dalam tahun ini, upaya yang sama juga tak jauh berbeda dan bahkan konsultasi ke Komisi V DPR RI juga sudah dilakukan. Kendati hasilnya, kementrian yang bersangkutan baru menyusun ”detail enginnering desain” (DED), tapi paling tidak rencana normalisasi alur kali tersebut secara total sudah ada kemajuan. Sebab, selama ini meskipun sudah masuk agenda untuk penganggarannya tapi selalu lepas ”tergusur.”
Ketua Komisi C DPRD yang bersangkutan, H Awi mengungkapkan hal tersebut, karena jika tidak ada upaya dan kemauan maksimal kementrian tersebut untuk menormalisasi alur Kali Juwana, maka risiko ancaman terjadinya banjir akan terus berlangsung setiap kali musim hujan. Karena itu, mudah-mudahan tahun ini bencana tersebut tidak terjadi meskipun masuk pada siklus bencana banjir lima tahunan.
Karena itu, untuk mengatasi dan mengurai bencana tersebut tidak ada upaya lain kecuali harus ada kemauan menormalisasi alur kali itu secara total. ”Itu pun tidak hanya sekadar mengeruk endapan lumpurnya dan memperlebar alur yang sempit semata, tapi harus ditunjang dengan upaya teknis untuk sarana dan prasaran lainnya,”ujarnya.
Khusus yang disebut terakhir, katanya lagi, adalah pembuatan kolam penampung yang secara teknis untuk menampung air dari hulu pada saat musim penghujan, agar tidak semua air terbuang di alur Kali Juwana. Dalam kondisi alur kali yang sudah dangkal dan menyempit jika kapasitas gelontoran air dari hulu terlalu besar, maka yang terjadi adalah limpasan air cukup besar pula di sepanjang alur kali tersebut.
Sedangkan hal lain yang juga harus menjadi perhatian, sudah barang tentu banyak anak alur Kali Juwana, termaduk ”cucu-cucu”-nya juga harus dinormalisasi. Padahal jumlahnya puluhan, baik yang berhulu di Pegunungan Kendeng utara maupun di kawasan Lereng Muria, dan yang disebut terakhir baru ada satu jalan pemecahan, yaitu pembangunan Waduk Logung di Kecamatan Dawe, Kudus.
Dengan demikian, pembangunan kelengkapan kolam penampung yang harus mengikuti normalisasi alur Kali Juwana paling tepat ada di antara milayah perbatasan Pati-Kudus. Yakni, di sisi selatan masuk di wilayah Desa Talun, Kecamatan Kayen, dan yang di sisi utara masuk di wilayah Bulung, Kecamatan Jekulo, Kudus.
Hal lain yang tak kalah penting, yaitu pembuatan ”sudetan” atau alur kali pelimpah di kawasan hilir, mulai sekitar Desa Gadingrejo, Kecamatan Juwana ke arah timur laut menuju ke laut agar tetap menjadi kajian dalam menyusun DED. ”Sebagai tambahan dalam menghadapi musim kemarau, perlu dibangun pula bendung kembang-kempis untuk mencegak terjadinya air laut menyodok sampai jauh ke hulu,”tandas Awi.(sn)
Previous post Noto Subiyanto
Next post Bupati Serahkan Piala Adipura ke DPRD untuk Dikarab Keliling Kota

Tinggalkan Balasan

Social profiles