Tanda warna bagian luar surat suara untuk memilih DPRD Kabupaten/Kota .(Foto:Sn/dok-kpu-aed)
SAMIN-NEWS.COM BANGSA ini seharusnya sadar sejak awal bahwa konstitusi itu bagian dari demokratisasi yang sudah menjadi pilihan dan kesepakatan nasional dalam berbangsa dan bernegara, maka hajat lima tahunan yang tak bisa ditawar adalah penyelenggaraan ”pesta demokrasi. Yakni, Pemilihan Umum (Pemilu) suka tidak suka harus suka.
Bagi kelompok maupun perseorangan yang tidak suka melilih para wakilnya di lembaga legislatif di semua tingkatan, dan juga memilih pemimpin negara, presiden dan wakil presiden, ya minggir saja dari republik ini. Menjauhlah dari lingkar kesepakatan nasional, bukan malah merecoki, menghasut, menghujat, menista dengan kebencian dan kebohongan.
Di antaranya menebar kebohongan di jagat republik ini, bahwa dalam penyelenggaraan Pemilu 17 April 2019 mendatang yang masih dalam tahapan kampanye kalian menyebarkan berita bohong yang menyesatkan bangsa sendiri. Apalagi jika tidak berita bahwa tujuh kontainer surat suara sudah dicoblos, kalau kalian saat menebar berita tersebut dalam keadaan mabuk itu menunjukkan bahwa kalian tidak sadar.
Akan tetapi yang kalian lakukan itu dalam kondisi sadar dan waras, sehingga sebagai bagian dari bangsa di republik ini sengaja menista sebagai warga bangsa sendiri. Karena itu kalian memang warga bangsa yang lebih nista bersama warga bangsa lainnya yang tidak bermartabat, kendati kalian memposisikan diri warga bangsa yang terhormat.
Tanda warna bagian luar surat suara untuk memilih DPRD Provinsi dan DPR RI.(Foto:SN/dok-kpu-aed)
Bohong itu kebathilan, maka niat dan perilaku kalian yang sengaja ingin membuat rusaknya tatanan dalam berbangsa dan bernegara, serta rusaknya sendi-sendi kehidupan sebagai manusia di lingkar alam demokrasi, akhirnya satu per satu berhasil dirontokkan. Sebab, kinerja lembaga penyelenggara Pemilu, ternyata lebih pintar dan lebih bermartabat dari kinerja arogan kalian.
Kendati demikian, kalian pasti akan selalu mencari celah sakali pun itu lubang semut untuk sarang merancang, merangkai, dan menyiapkan tebar kebohongan serta kebencian lainnya. So pasti itu tidak hanya kalian lakukan daam hal penyelenggaraan pemilu semata, melainkan di semua sisi dan celah meskipun kalian tahu itu lubang para demit maupun setan.
Sebab, perilaku dan nurani kalian sudah tidak lagi memakai ukuran batas kewajaran sebagai manusia tapi sudah jauh dalam rengkuhan para demit dan setan. Karena itu, jika dijagat republik ini masih memberi tempat kepada manusia-manusia yang menjadi budak kebohongan dan kebencian, maka di jagat mana pun akan runyam.
Dengan demikian, hanya tinggal ada dua pilihan yang harus kalian pertimbangkan, yaitu kembali dalam kesadaran sebagai warga bangsa di republik ini atau tetap memuja kebohongan dan kebencian sebagai dewa. Jika itu tetap sebagai pilihan, ya tinggal menunggu kapan saatnya kalian harus disingkirkan.(Ki Samin)
Tanda warna bagian luar surat suara yang nanti pada Pemilu Serentak Rabu (17/4) mendatang untuk memilih Dewan Perwakilan Daerah (DPD) serta Presiden dan Wakil Presiden.(Foto:SN/dok-kpu-aed)