Tenda di Lokasi Penataan PKL Kembali Melesak Roboh

Sejumlah tenda kerucut di lokasi penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) bekas Tempat Penimbunan Kayu (TPK) Perhutani KPH, Selasa (1/1) 2019 kembali melesak tiangnya dan roboh.(Foto:SN/aed)


SAMIN-NEWS.COM  PATI – Sehari sebelumnya, Senin (31/12) sempat menjadi perbincangan warga sekitar lokasi penataan pedagang kaki lima (PKL) bekas Tempat Penimbunan Kayu (TPK) Perhutani KPH Pati. Sebab, pagi-pagi warga melihat banyak tenda kerucut yang disediakan untuk merelokasi para PKL itu banyak yang roboh bukan karena terpaan angin, melainkan terpaan air hujan.yang turun mengguyur Minggu (30/12) malam.
Pagi harinya, para pekerja harus menata kembali tenda-tenda yang roboh degan mengganti tiang dari pisa besi yang melesak dan kerangka bentang linnya yang bengkok. Pekerjaan tersebut berlangsug hingga sore hari, dan pada tengah malam atau Senin malam hujan pun tiba-tiba turun lagi secara berulang hingga Selasa dini hari, pagi dan kembali terjadi lagio di siang hari.
Akibatnya, bahan tenda yang terbuat dari bahan sejenis MMT agak tebal yang tidak terpasang merata pada empat sisinya, menjadi tempat tampungan air karena bagian sisi tempias tersebut  terlalu banyak air, sehingga  terbebani terlalu berat. Karena empat tiang tak mampu menyangga beban tersebut, maka robohnya tenda pun tak bisa dihindari.
Tenda yang roboh di antaranya yang berukuran 4 X 4 meter, dan ada pula yang berukuran 6 X 6 meter, tapi yang berukuran sedikit lebih kecil baik yang 3 X 3 mapun 2 X 2 dalam posisi aman. ”Sebab, pada sisi atap kerucut itu terpadsang merata  sehingga air hujan yang menerpanya langsung jatuh melalui tempias,”ujar salah seorang di antara mereka, Suyanto.
Salah satu tenda kerucut berukuran lebih besar juga roboh dan ada pula yang bila diterpa turunnya hujan bentuk kerucutnya pun berubah karena jurai dari pipa pada masing-masing sudut pun melengkung.(Foto:SN/aed) 

Pertayaannya, masih kata dia, robohnya tenda kerucut itu selalu terjadi karena terpaan hujan yang saat ini boleh dibilang belum terlalu ekstem. Sebab, belum disertai dengan bertiupnya angin sebagaimana yang biasa terjadi pada musim penghujan, dan lagi pula tenda-tenda tersebut juga belum dimanfaatkan berjualan para PKL.
Jika robohnya tenda itu sudah digunakan untuk beraktivitas berjualan, risiko yang dihadapi PKL tentu ada yang menderita luka bagian kepala karena terkena hantaman pipa penyangga maupun juari atap yang roboh. Selebihnya, jika hujan disertai angin maka tidak tertutup kemunkinan atas risiko tersebut adalah tenda menjadi porak-poranda.
Faktor penyebabnya, tiang penyangga pada empat sudut tenda itu tidak tertanam melainkan hanya terletak sehingga tidak ada penguat saat menghadapi terpaan hujan maupun angin. Sedangkan robohnya tenda meskipun setelah roboh kembali diperbaiki, tapi bila hujan kembali turun pasti akan ada yang roboh lagi.
Karena itu, untuk pendirian tenda tidak bisa kalau dilakukan per unit tapi harus dicoba bagaiman kalau pendiriannya antara tenda satu dan lainnya, masig-masing tiang penyangganya diikat antara tiang tenda satu dengan tendd sebelahnya. ”Jika rangkaian ikatan tiang tenda itu berderet maka masing-masing akan lebih kuat kalau harus terpaksa menyangga beban di atasnya,”tambah Suyanto.(sn)
Previous post Menengadah untuk Kebaikan Bersama
Next post Rekanan Kembali Benahi Tenda di Lokasi PKL yang Roboh

Tinggalkan Balasan

Social profiles