LKP2A Selenggarakan Sekolah Pendidikan Politik dan Demokrasi

Para personel penyelenggara Sekolah Pendidikan Politik dan Demokrasi Pemilu 2019 Lembaga Kajian Pemberdayaan  Perempuan dan Anak (LKP2A) Pati, di antaranya mantan anggota KPU Pati, Umi Nadliroh (no 3 dari kiri). Salah satu pemateri, dalam sekolah tersebut juga mantan anggota KPU setempat, Ahmad Jukari.(Fpoto:SN/dok/lkp2a-aed)


SAMIN-NEWS.COM  PATI – Kendati sudah tidak lagi sebagai anggota KPU Pati, tapi bagi Umi Nadliroh tetap mempunyai kepedulian terhadap penyelenggaraan Pemilu Serentak 2019, Rabu (17/4) mendatang. Sebagai personel Lembaga Kajian Pemberdayaan Perempuan dan Anak (LKP2A) Pati yang bersangkutan menyelenggarakan Pendidikan Politik dan Demokrasi Pemilu 2019 dengan mengambil tempat di aula Sekolah Tinggi Agama Islam Pati (STAIF).
Tidak hanya itu,  dalam pelaksanaan sekolah tersebut juga dilaksanakan pula Bedah Buku ”Strategi Politik Calon Legislatif (Caleg) Perempuan Menjadi Dewan,” bekerja sama dengan KPU Pati. Sehingga dalam kesempatan sama hadir Ketua KPU, Imbang Setiawan yang pernah menjadi patner kerjanya di lembaga tersebut periode sebelumnya.
Sedikitnya, kata dia, ada lima materi mendasar berkait dengan tujuan diselenggarakannya sekolah pendidikan tersebut. Sedangkan para pemateri, di antaranya Ahmad Jukari yang mengupas UU No 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, selain itu dikupas pula masalah pelaksanaan kampanye Pemilu 2019 yang rentang waktunya cukup panjang dengan pemateri dari personel KPU.
Untuk materi berikutnya yang disampaikan secara berurutan oleh personel KPU setempat, yaitu tentang teknik pemungutan, penghitungan suara, dan penghitungan alokasi kursi di setiap daerah pemilihan (Dapil). ”Hal tersebut secara mendasar harus benar-benar dipahami oleh para calon, sehingga hal itu akan menjadi bagian dari stretegi, termasuk caleg perempuan untuk menjadi   
Dewan,”ujarnya.
Para perempuan peserta Pendidikan Sekolah Politik dan Demokras yang diselenggarakan LKP2A bekerjasama dengan KPU Pati.(Foto:SN/dok-lkp2a-aed)

Sedangkan materi berikutnya, masih kata dia menyangkut Pengawasan Pemilu 2019 oleh Bawaslu Jawa Tengah. Selain itu menyusun regulasi dan memahami tugas  legislasi oleh Yaphi Solo, dan diakhir dengan bedah buku. Khusus masalah tersebut berkait dengan strategi politik caleg perempuan menjadi Dewan.
Sebagai pembedah buku adalah dia sendiri karena yang menulis buku Strategi dan anggota Dewan Perempuan. Dengan buku tersebut diharapkan para perempuan yang nanti berminat terjun dalam dunia politik paling tidak sudah memunyai gambaran bagaimana strategi yang harus dipersiapkan untuk bisa memenangkan, agar menjadi anggota Dewan.
Dari pengalaman empiris yang sudah dikemas menjadi sebuah buku, paling tidak para perempuan jika sudah terjun dalam persaingan politik tidak hanya sekadar memenuhi persyararan keterwakilan 30 persen perempuan caleg. ”Akan tetapi, hasil akhir dari proses politik tersebut bisa diwujudkan keterwakilan perempuan di lembaga legislatif.”
Hadir dalam kesempatan itu, adalah beberapa perempuan yang kini duduk di lembaga legislatif dan pada Pemilu 2019 tampil lagi mencalonkan diri. Di antaranya, Sri Endah Wahyuningati dan Hj Maesaroh, selebihnya hadir pula Sumijah, peserta caleg dari parpol, BEM, PMII, Tim Penggerak PKK, Fatayat, Karang Taruna, KNPI, dan mahasiswi.(sn)
Previous post Eddy Siswanto; Padukan Antara yang Lokal dengan Tradisi Leluhur
Next post Setiap Sub-Divre Bulog Harus Merangkap Jadi Marketing

Tinggalkan Balasan

Social profiles