Patroli Cipta Kondisi Satpol PP

Regu patroli cipta kondisi Satpol PP bertambah tugasnya karena harus mengawasi lokasi Pusat Kuliner Pati, di bekas Tempat Penimbunan Kayu (TPK) Perhutani KPH setempat yanhg masih terus dilakukan penataan.(Foto:SN/aed)


SAMIN-NEWS.COM PATI – Kendati baru sekitar akhir bulan ini upaya penataan para pedagang kaki lima (PKL) kawasan Alun-alun Simpangjlima, Jl Sudirman, dan Jl Pemuda dipindahan ke Pusat Kuliner Pati, di kompleks bekas Tempat Penimbunan Kayu (TPK) KPH Perhutani setempat, tugas Satpol PP bertambah. Yakni, melakukan patroli pada jam-jam tertentu ke lokasi fasilitas publik itu.
Hal tersebut dalam upaya menciptakan kondisi, bahwa kawasan lingkungan yang selama ini hanya untuk menimbun kayu jati milik Perhutani KPH Pati, kini sudah beralih fungsi sebagai fasilitas publik. Sehingga menjadi bagian aset yang harus diamankan dari gangguan siapa pun, baik sebelum maupun nanti sesudah dimanfaatkan.
Karena itu, kata ketua regu patroli keliling Satpol PP, Selama pihaknya sudah berada di lokasi tersebut sejak pukul 17.00 tadi. Pergeseran ke lokasi lain, seperti di taman-taman kota akan menyusul berikutnya sesuai kebutuhan, terutama jika lokasi yang menjadi objek patroi tidak muncul hal-hal yang berpotensi memunculkan terjadinya kerawanan yang mengganggu ketertiban.
Apalagi, di lokasi Pusat Kuliner Pati ini, sudah ada tenda yang dimanfaatkan untuk berjualan meski baru dua orang, tapi jam sekarang sudah tutup. ”Selain itu ada pula kegiatan yang masih berlangsung, yaitu proses air isi ulang,”ujarnya.
Terlepas dari tugas patroli rutin untuk cipta kondisi di lingkungan fasilitas publik, katanya lagi, jika melihat lingkungan pusat kuliner yang masih terus dibenahi, memang sangat cocok bila digunakan membuka kegiatan usaha berjualan para PKL baik pagi, siang maupun malam.Lagi pula, jika gerobak maupun lapak-lapak bisa ditinggalkan di dalam lingkungan tersebut.
Itu artinya para PKL tiap hari tidak perlu repot-repot harus mendorong gerobagnya saat berangkat maupun setelah selesai berjualan, sehingga yang dibawa dari rumah tinggal barang dagangan tertentu. Misalnya penjual makanan, maka yang dibawa ke lokasi adalah masakan yang akan disajikan untuk dijual.
Untuk kepentingan tersebut, bagi para PKL tentu bukan hal yang merepotkan karena transportasi cukup dengan berkendara motor, atau bahkan yang mempunyai kendaraan roda tiga justru lebih praktis. Sedangkan yang lebih tepat dan benar-benar sangat cocok, para PKL dalam berjualan ini tidak terikat waktu.
Dengan kata lain, jam berjualan sesuai informasi yang diterima sebenarnya sangat menguntungkan tidak hanya bagi para PKL, tapi juga para pengunjung karena bisa datang ke lokasi tersebut sewaktu-waktu untuk memenuhi apa yang diperlukan. ”Hal tersebut tinggal tergantung kemampuan tenaga para PKL,”imbuh dia.(sn)
Previous post Sutarto Oenthersa; Manfaatkan Masa Reses untuk Membekali Para Kader
Next post Malam Sambut Tahun Baru Imlek Tidak Disertai Turunnya Hujan

Tinggalkan Balasan

Social profiles