Tengah hari Senin (18/2) siang tadi, perbaikan bagian sirip ekor atas replika ikan bandeng di ujung barat Jalur Lingkar Selatan (JLS) Pati yang Minggu (17/2) sore kemarin ”ditekuk” terpaan angin kencang, masih dalam pemasangan tiang penyangga.(Foto:(SN/aed)
SAMIN-NEWS.COM PATI – Minggu (17/2) petang kemarin, para pengguna jalan di ruas jalan nasional Pati-Kudus KM 5, terutama yang dari timur (Pati) akan melihat pemandangan tidak lazim. Di mana sirip ekor bagian atas replika ikan bandeng di ujung barat Jalur Lingkar Selatan (JLS) Pati dalam posisi tidak simetris lagi sebagaimana terlihat sejak akhir Desember 2018 lalu.
Kondisi tersebut ternyata dampak dari terpaan angin kencang dari barat disertai turunnya hujan deras yang mampu ”menekuk” bagian konstruksi tersebut, dan Senin (18/2) hari ini, bagian itu buru-buru diperbaiki. Sebab, status proyek taman dan replika ikan bandeng tersebut masih dalam masa pemeliharaan oleh rekanan pememang tender proyek yang bersangkutan.
Untuk kepereluan tersebut, kata salah seorang pekerja dan ahli konstruksi bangunan sipil, Yanto saat ditemui bersama para pekerja lainnya saat istirahat siang, dia bersama teman-teman pekerja lainnya membutuhkan waktu sepekan. Bahkan, hal itu sudah ditarget karena Senin (25/2) pekan depan, Guibernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo akan melintas di ruas jalan tetsebut.
Sedangkan berubahnya letak dan kondisi bagian sirip ekor atas, karena semata-mata akibat terpaan angin cukup kencang, bukan karena faktor lain. ”Untuk pekerjaan konstruksi bagian ekor sebenarnya sudah sesuai perencanaan dan gambar, karena material kerangka sudah menggunakan besi plat dengan ketebalan 5 mm,”ujarnya.
Akan tetapi, katanya lagi, ketika terpaan angin cukup kencang kostruksi kerangka plat besi pada posisi sambungan antara sudut sirip ekor atas tak mampu bertahan, sehingga bagian tersebut melesak. Hal itu terjadi akibat tersebut langsung menghantam bagian itu, karena tidak ada celah angin yang bisa menerobos seperti pada lempengan sisik yang terpasang di bagian badan.
Untuk memperbaiki konstruksi tersebut, maka kerangka plat besi bagian sirip ekor atas harus ditarik ke atas sampai benar-benar simetris posisinya sama dengan sirip ekor bawah, kemudian plat dipanasi menggunakan las. Proses berikutnya, bagian konstruksi kerangka besi pada posisi itu dipasang penguat plat besi baru, dan untuk penempelannya harus dibuatkan lubang baut.
Jika penguat plat besi itu dilas, dikhawatirkan akan kembali terulang saat terkena terpaan angin kencang mengingat posisi konstruksi tersebut merupakan sisi sudut untuk sambungan. Sedangkan penggunaan material kerangka besi plat dengan ketebalan tertentu itu sudah benar, karena kalau menggunakan meterial baja ringan terkena terpaan angin kencang pasti beratakan.
Berkait dengan pemasangan tiang penyangga pada bagian kepala replika ikan bandeng tersebut, karena banyak masukan dari warga, dan bahkan ada yang teriak dari jalan bahwa ikan bandeng itu seharusnya mempunyai mata. ”Karena itu, kami juga harus memasang kedua matanya yang pembuatannya masih dalam proses penyelesesaian,”imbuh dia.(sn)