Bupati Haryanto dalam menyampaikan sambutan Selamat Datang kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan peserta Musrenbangwil, di pendapa kabuoaten setempat, Rabu (27/3) hari ini juga menyampaikan materi usulan dari daerahnya kepada Gubernur.(Foto:SN/aed).
SAMIN-NEWS.COM PATI – Saat menyampaikan usulan materi rangkuman 100 hasil musrenbang kabupaten menjadi 10 materi skala prioritas kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam Musrenbangwil, di pendapa Kabuoaten Pati, Rabu (27/3) hari, satu di antaranya adalah masalah Kali Juwana yang selama ini menjadi permasalahan. Akan tetapi upaya penyelesaiannya tak pernah tuntas, meskipun tahun ini (2019) mendapat alokasi anggaran Rp 40 miliar.
Anggaran sebesar itu, katanya hanya cukup untuk mengatasi tingginya tingkat sedimentasi mulai dari Jembatan Silugonggo, di jalur pantira Juwana- Rembang, ke hilir. Padahal, alur Kali Juwana selama ini menjadi masalah pusat genangan, karena dengan 26 anak kali baik yang ada di Kudus dan sebagian Grobogan membuang airnya ke alur Kali Juwana.
Karena itu, pihaknya mohon agar Gubernur ikut membawa masalah ini ke pemerintah pusat karena rencana normalisasi alur kali tersebut sudah dilakukan cukup lama. Bahkan untuk ”detail enginnering desain” (DED) sudah siap dua tahun lalu, tapi sampai sekarang uoaya penanganannya belum bisa dilakukan sesuai rencana.
Di sisi lain, Haryanto juga menyampaikan opermasalahan Kabuoaten Pati yang luasnya mencapai 150.000 hektare lebih, sehingga ada sejumlah pernasalahan yang tidak bisa dituntaskan sendiri tapi butuhh dukungan dan kerja sama dengan jajaran terkait lainnya. ”Di antaranya, adalah kerja sama lintas sektor, untuk peningkatan infrastruktur utamanya jalan raya,”ujarnya.
Adapun fasilitas jalan yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi, satu di antaranya adalah mulai dari pertigaan Jalur Lingkar Selatan (JLS) Pati, atau Monumen Bandeng ke timur hingga depan SMP 4. Karena ruas jalan tersebut dalam kondisi lurus, maka sering terjadi kecelakaan sehingga perlu dibangun median jalan, dan badan jalan akan menjadi empat lajur terpisah.
Untuk akses ruas jalan provinsi lainnya yang sudah mulai di tingkatkan, termasuk pe ingkatan jembatannya tapi belum tuntas adalah di jaluyr Pati hingga berbatasan dengan Kabuoaten Grobogan. Demikian pula untuk jalur Pati-Todanan yang sudah mulai ditingkatkan, tapi semuanya belum tuntas dan perlu dilanjutkan.
Berikutnya jika di daerah lain, tengah dibangun dan difasilutasi jalan tol tapi untuk Semarang ke timur lebih baik jalur transpiortasi dengan kereta api (KA) Semarang-Lasem dihidupkan lagi. ”Dengan meningkatnya pembangunan infrastruktur jalan, maka kegiatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat pasti meningkat.
Dalam kesempatan sama atau saat menyampaikan awal laporan, Buoati Haryanto juga menyajikan upaya penanganan kemniskinan di Kabupaten Pati yang menuriun, tinggal 5,4 persen. ”Hal itu menunjukan telah menggeliatnya perekonomian masyarakat, meskipun dengan daerah tetangga Kudus, masih sedikit tertinggal.” (sn)