Lokasi Pusat Kuliner Mulai untuk Kegiatan Berkesenian

Panggung untuk Parade Seni dan Budaya yang digelar Seniman dari Rumah Seni Pati, di Pusat Kuliner Pati yang menempati lokasi Tempat Penimbunan Kayu (TPK) Perhutani KPH setempat.(Foto:SN/aed)


SAMIN-NEWS.COM  PATI  – Sejak selesai dibangun akhir Desember 2018 lalu hingga sekarang Pusat Kuliner Pati yang menjadi alternatif relokasi para Pedagang Kaki Lima (PKL) dari Alun-alun Simpanhglima, Jl Sudirman, Jl Pemuda, Jl Dr Sutomo, dan Jl Tunggul Wulung, sudah kali ketiga lokasi tersebut untuk kegiatan pertunjukan kesenian. Diawali oleh Forum Wartawan Pati (FWP) dalam memperingati Hari Pers Nasional (HPN), Sabtu (16/2) lalu.
Dalam kesempatan tersebut, FWP menggelar pertunjukan hiburan masyarakat berupa pementasan kesenian panggung, Grup Ketoprak Laras Budoyo bersama Siswo Laras Budoyo dari SMP 2 Kayen. Tidak hanya itu, dalam kesempatan tersebut juga digelar pertunjukan musik melayu oleh grup orkes melayu Mahabharata.
Kurang dari sepekan, tepatnya Jumat (20/2) di temoat sama juga digelar pertunjukan grup Ketoprak, Wahyu Kencono Joyo, asal Kuryokalangan, Kecamatan Gabus, Pati. Pertunjukan tersebut digelar karena grup ketoprak yang bersangkutan harus dilakukan verifikasi oleh Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pati sebagai grup ketoprak baru.
Sementara itu pada pekan kedua bulan ini (Maret) 2019, atau Sabtu (9/3) malam lalu, ganti para seniman dari Rumah Seni Pati bekerja sama dengan Budang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat. Kendati tidak semeriah pertunjukan ketoprak dan musik melayu, tapi agenda berkesenian di Pati mulai menggeliat, karena pihak pemkab mulai menaruh kepedulian.
Salah satu rangkaian Parade Seni Budaya yang diselenggarakan seniman dariRumah Seni Pati juga digelar Dialog Budaya dengan menghadirkan narasumber, di antaranya Kepala Dinas Pendidikandan Kebudayaan Kabupaten Pati, Winarto.(Foto:SN/aed)

Masih dalam rangkaian Parade Seni Budaya, kata Ketua Panitia, Agus Atha, hal itu baru berakhir pekan terakhir bulan ini. Dengan demikian, dalam pekan ini atau Sabtu (16/3) malam giliran berikutya akan ditampilkan pertunjukan kesenian tradisional. Yakni, Wayang Topeng Soneyan dari Desa Soneyan, Kecamatan Margoyoso, Pati.
Demikian pula pekan berikutnya, Sabtu (23/3) ganti digelar pertunjukan Wayang ”Klithik” oleh dalang Ki Priyo, asal Desa Tanjungrejo juga di wilayah kecamatan sama. Mengakhiri parade seni tersebut, Sabtu digelar pertunjukan seni tradisional yang lain, tidak hanya wayang kulit tapi juga ada barongan dan emprak.
Tujuannya adalah untuk melestarikan kesenian tradisional agar jangan sampai punah sehingga harus diberi kesempatan, agar tampil di depan khalayak. ”Dengan penyelenggaraan parade seni budaya di lokasi Pusat Kuliner Pati ini diharapkan bisa memberikan hiburan kepada para pengunjung, sehingga sesuai yang dicanangkan Pak Bupati, bahwa tiap akhir pekan di tempat ini akan digelar pertinjukan hiburan,”ujarnya.
Di sisi lain, kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabuoaten Pati, Winarto dalam Dialog Seni Budaya, dia mengajak agar seni dan budaya tradisional di Pati ini benar-benar bisa membumi di daerah sendiri. ”Karena itu seni dan budaya tersebut harus diinventarisasi, direvitalisasi, dan diimplementasikan dalam bentuk pertunjukan agar bisa lebih dikembangkan, sehingga bisa mempunyai nilai ekonomi.”(sn)
Previous post Bangunan Kantor TPK Lebih Baik untuk Panggung Kesenian
Next post forum Wartawan Pati (FWP) Mengambil Peran Di Pengadilan Pati,Meliput Perkara Pasal 263 Kuhp dengan Terdakwa Suwono Pns Dinas Pertanian.

Tinggalkan Balasan

Social profiles