Deretan tenda sisi timur yang semalam dimanfaatkan untuk kegiatan ngopi dalam rangkaian memperingati Hari Kopi Nasional Tahun 2019 di Pusat Kuliner Pati.(Foto:SN/aed)
SAMIN-NEWS.COM PATI – Jika sekarang masih ada yang menyatakan bahwa Pusat Kuliner Pati. di lokasi bekas Tempat Penimbunan Kayu (TPK) Perhutani KPH setempat tidak layak untuk berjualan para Pedagang Kaki Lima (PKL) Relokasi, pendapat tersebut terlalu apriori. Buktinya, ketika semalam fasilitas yang disediakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati untuk acara ”ngopi bareng” gratis ternyata cukup menarik.
Dengan setiap tenda yang terpasang dilengkapi lampu penerangan, suasana yang bila malam masih gelap karena kegiatan berjualan belum berlangsung berubah teramg meskipun belum benderang. Sehingga kata kunci suasana di lokasi itu agar memberikan daya tarik di malam hari, adalah perlunya segera dipasang lampu penerengan di di dalam maupun di luar sekeliling lingkungan pusat kuliner tersebut.
Hal itu sudah berulang-ulang disampaikan oleh Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Pati, Reksok Suhartono. Bahkan sampai pohon-pohon trembesi besar yang tetap dipertahankan juga akan dipasang lampu hias warna-warni, sehingga susana lingkungan tersebut bila siang hari tampak biasa-biasa saja, tapi pada malam hari berubah maksimal dengan daya tariknya tersendiri.
Khusus yang berkait hal tersebut, meskipun kegiatan berjualan para PKL belum berlangsung tapi masyarakat pasti akan memanfaatkannya untuk bercengkarama dengan keluarga. Belum lagi kalau fasilitas lain berupa ”hotspot” fre juga tersedia, sehingga kalangan muda pasti tertarik untuk berkunjung ke tempat tersebut.
Berdasarkan pertimbangan itu, maka upaya untuk menciptakan ketertarikan warga di lokasi fasilitas umum perlu dilakukan segera dari sekarang.Yakni, menciptakan suasana di malam hari yang terang benderang dengan memasang lampu penerangan, dan lampu hias warna-warni di pohon besar agar suasana malam di tempat tersebut yang masih gelap cepat terhapus.
Apalagi, upaya mengenalkan lokasi itu juga sudah mulai dilakukan kalangan seniman dengan menggelar seni pertunjukan yang sekaligus sebagai hiburan masyarakat. Menyusul semalam, 48 stan untuk minum kopi juga dilangsungkan di tempat sama, dan bahkan dijadwalkan tiap akhir pekan hingga Minggu (31/3) mendatang.
Berikutnya, kelompok atau komunitas apa lagi yang merasa terpanggil untuk membangun suasana Pati di malam hari, agar tidak semata-mata terkesan hanya warna PKL di pinggir-pinggir jalan raya. Hal itu dibutuhkan kepedulian banyak pihak, terutama oleh kelompok-kelompok yang selama ini hanya sekadar pandai berbicara, tapi tak pernah berbuat apa-apa untuk daerahnya.
Karena itu, untuk menciptakan keberlangsungan agar fasilitas publik di Pusat Kuliner Pati tidak semata-mata hanya urusan berjualan para PKL atau sekadar pengunjung untuk menikmati dan berburu kuliner, maka perlu ditopang dengan tampilan kelompok-kelompok kreatif lainnya. Untuk sementara ini, seharusnya kalangan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) ikut serta mempunyai kepedulian mendukung kebijakan Bupati, tanpa harus menunggu perintah.(sn)