Ini ekspresi kejujuran anak-anak yang memang senang bermain air dalam kolam, meskipun kolam yang ada di lingkungan ”Kampus Kehidupan” Forum, Wartawan Pati (FWP) kompleks Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) sampah Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Pati bukan sebuah kolam renang.(Foto:SN/aed)
SAMIN-NEWS.COM PATI – Mencermati ekspresi jujur anak-anak dalam foto berita yang ‘diunggah’SMIN-NEWS (SN) sejumlah orang tua dan beberapa pemerhati fasilitas publik di Pati, seperti M Hadi maupun Ismu S berkomentar, kendati air hanya satu mangkuk pun bisa menjadi media bermain bagi mereka. Karena hal itu juga bisa menjadi media ekspresi mereka sebagai anak yang memang berada pada tataran masa bermain.
Aplagi dengan air kolam yang bukan kolam renang, mereka pun langsung beradaptasi dengan menceburkan diri bermain di dalamnya. Dengan bermain di air, secara tidak sengaja anak akan mendapatkan banyak pembelajaran meskipun belum diketahui apa pembelajaran sebenarnya, tapi paling tidak timbul minat bagaimana caranya agar bisa berenang.
Sebab, secara naluri mereka paling tidak sudah mempunyai pemikiran kalau bisa berenang meskipun tidak di kolam renang, hal itu akan membuat mereeka menjaga keselamatan diri mereka sendiri. Tidak hanya, ketika mereka di air gerakan lain yang dilakukan secara naluriah pasti akan memasukkan bagian muka ke dalamnya.
Selain itu, mereka juga akan teregerak untuk menenggelamkan bagian kepala yang bahasa lainnya adalah menyelam. ”Di air, secara alami mereka akan mencoba belajar untuk menyesuaikan diri sehingga dalam kehidupan ini sebenarnya alam sudah memberikan pembelajaran tentang kepekaan bagaimana harus bersikap,”ujar Ismu S.
Sedangkan M Hadi menegaskan, bahwa air juga akan memberikan pembelajaran, apa jika sesorang menepuk bagian permukaan air, pasti akan menerpa bagian wajah sendiri sebagaimana pepatah. Yakni, ”Siapa pun menepuk air di dulang pasti akan memercik pada bagian muka sendiri,” yang bisa diartikan secara harfiah siapa pun jangan senang membikin malu diri sendiri.
Akan tetapi pelajaran kecil dalam kehidupan seperti itu, dalam kondisi alam seperrti sekarang sudah tidak dianggap sebagai hal penting. Apalagi, di era genarasi milineal seperti sekarang adalah sama saja dengan generasi yang boleh disebut ”mentah tiudak, matang pun tidak” karena media yang digunakan untuk belajar telepon yang canggih-canggih.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka anak memang banyak membutuhkan media berekspresi karena semua kebutuhan itu sudah pasti tak bisa dipenuhi oleh kalangan orang tua sendiri. Dengan kata lain jika dikaitkan dengan tersedianya fasilitas publik untuk anak yang memadai, berati kita sebagai orang tua telah memberikan pembelajaran yang tidak salah kepada anak-anak kita.
Semisal, contoh kolam berukuran 5 X 5 meter di lingkungan ”Kampus Kehidupan” FWP yang mereka lihat, asumsi mereka adalah melihat tersedianya fasilitas kolam renang. ”Karena itu, bentuk kebijakan apa pun oleh Pak Bupati Haryanto, jika di kawasan lingkungan TPA Sukoharjo ini disediakan fasilitas kolam renang berarti kita sebagai orang tua telah dengan jujur benar-benar memperhatikan ekspresi dan keinginan anak-anak kita,”selorohnya.(sn)